Keluhan Bau Busuk Mereda, Warga JGC Tetap Waspada dan Ancam Aksi Protes Lanjutan Terkait RDF Rorotan
Warga JGC Bernapas Lega, Namun Ancaman Protes Terkait RDF Rorotan Masih Menggantung
Warga Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, untuk sementara waktu dapat bernapas lega. Keluhan terkait bau busuk menyengat yang berasal dari fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, dilaporkan telah mereda secara signifikan. Sebelumnya, bau tidak sedap ini menjadi permasalahan serius yang mengganggu kualitas hidup warga, bahkan memicu gangguan kesehatan.
Namun, kelegaan ini tampaknya belum sepenuhnya menenangkan kekhawatiran warga. Meskipun bau busuk tidak lagi tercium, bayang-bayang potensi kembalinya masalah ini masih menghantui. Warga JGC dengan tegas menyatakan akan kembali turun ke jalan dan menggelar aksi demonstrasi yang lebih besar jika fasilitas RDF Rorotan kembali menimbulkan gangguan bau atau asap.
Kronologi Keluhan dan Aksi Warga
Sebelumnya, warga JGC hidup dalam kondisi yang tidak nyaman akibat bau busuk yang menyengat dan asap hitam yang kerap kali mengepul dari fasilitas RDF Rorotan. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga JGC, tetapi juga meluas hingga ke wilayah Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, serta Rorotan, Jakarta Timur. Kondisi ini memicu masalah kesehatan, terutama infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan infeksi mata, yang dialami oleh sejumlah anak-anak di JGC.
Puncak kekesalan warga mencapai titik nadir pada Jumat, 23 Maret 2025, ketika ratusan orang dari Rorotan, JGC, dan Bekasi menggelar aksi demonstrasi menuntut penutupan fasilitas RDF Rorotan. Aksi ini menjadi tekanan kuat bagi pihak pengelola dan pemerintah terkait untuk segera mengambil tindakan.
Tindakan yang Dilakukan dan Respons Warga
Setelah aksi demonstrasi, pihak terkait bergerak cepat untuk mengatasi masalah bau busuk. Langkah-langkah yang diambil antara lain:
- Pengosongan sampah dari fasilitas RDF Rorotan dan pemindahannya ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Sebanyak 800 ton sampah lama dan 600 ton RDF dipindahkan.
- Sterilisasi bunker RDF dan pemberian pewangi untuk menghilangkan bau tidak sedap.
Wahyu Andre, Ketua RT di Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Klaster Shinano, RT 18, RW 14, yang juga merupakan koordinator aksi penolakan RDF, membenarkan bahwa saat ini belum ada laporan dari warga terkait bau busuk atau asap hitam. Namun, ia menegaskan bahwa warga belum sepenuhnya puas dengan kondisi ini.
Ancaman Aksi Lanjutan dan Rencana Pelaporan
Warga JGC menyadari bahwa penutupan fasilitas RDF Rorotan bersifat sementara dan fasilitas tersebut akan kembali beroperasi setelah perbaikan. Ketidakpuasan ini mendorong warga untuk mengancam akan menggelar aksi demonstrasi yang lebih besar di depan Balai Kota jika fasilitas RDF Rorotan kembali menimbulkan gangguan. Selain itu, warga juga berencana melaporkan pihak RDF Rorotan kepada aparat penegak hukum jika bau busuk kembali tercium.
Wahyu Andre menambahkan bahwa pembangunan pabrik pengelolaan sampah seharusnya tidak dilakukan di tengah-tengah pemukiman penduduk. Warga berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat mempertimbangkan lokasi yang lebih tepat untuk fasilitas semacam ini di masa depan.
Harapan Warga
Warga JGC berharap agar masalah bau busuk dari fasilitas RDF Rorotan dapat diselesaikan secara permanen. Mereka menginginkan lingkungan tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman, tanpa harus terganggu oleh polusi udara yang dapat membahayakan kesehatan.