Petit Soroti Fenomena Naturalisasi di Timnas Indonesia: Belajar dari Sukses Multikultural Prancis
Petit Soroti Fenomena Naturalisasi di Timnas Indonesia: Belajar dari Sukses Multikultural Prancis
Eks gelandang timnas Prancis, Emmanuel Petit, memberikan pandangannya mengenai fenomena naturalisasi pemain yang tengah marak di Timnas Indonesia. Ia menyoroti bagaimana keberagaman menjadi kunci sukses tim nasional Prancis di masa lalu, dan bagaimana hal itu relevan dengan situasi yang dihadapi Indonesia saat ini.
Pernyataan ini disampaikan Petit saat berada di Jakarta sebagai brand ambassador BrainEye, sebuah perusahaan asal Australia yang mengembangkan aplikasi inovatif untuk memeriksa kesehatan otak melalui mata. Dalam kesempatan tersebut, Petit berbagi pengalamannya tentang bagaimana keberagaman budaya dan latar belakang pemain justru menjadi kekuatan bagi timnas Prancis.
Filosofi Black, Blanc, Beur dan Relevansinya
Petit menyinggung filosofi "Black, Blanc, Beur" yang menjadi ciri khas timnas Prancis pada era 1990-an. Slogan ini mencerminkan keberadaan pemain dengan latar belakang berbeda, mulai dari pemain asli Prancis, keturunan Arab, hingga pemain dengan akar Afrika. Baginya, sepak bola adalah alat pemersatu yang melampaui batasan ras dan asal-usul.
"Saya sudah bilang kepada Anda bahwa saya menyukai sepak bola karena itu menyatukan orang," ujar Petit, menekankan bahwa di ruang ganti, perbedaan tidak menjadi penghalang. "Dalam sepak bola, di dalam ruang ganti tidak ada rasisme. Kita tak peduli Anda berasal dari mana, apa warna kulit Anda, kita tidak peduli.”
Petit juga mencontohkan bagaimana pemain seperti Zinedine Zidane (keturunan Aljazair), Thierry Henry (keturunan Guadaloupe dan Martinik), dan Patrick Vieira (kelahiran Senegal) menjadi pilar penting dalam kesuksesan timnas Prancis. Keberagaman ini, menurutnya, justru memperkaya tim dan memberikan perspektif yang berbeda.
Naturalisasi di Timnas Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan
Mengenai naturalisasi di Timnas Indonesia, Petit melihatnya sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas tim. Ia mengakui bahwa regulasi FIFA saat ini memungkinkan pemain dengan garis keturunan Indonesia untuk membela tim nasional, meskipun mereka tidak lahir atau besar di Indonesia. Petit menambahkan:
"Saya rasa itu hal yang bagus. Sekarang tidak menjadi masalah selama ada hasilnya, tim meraih kemenangan."
Namun, Petit juga mengingatkan bahwa keberhasilan naturalisasi tidak hanya bergantung pada kualitas individu pemain, tetapi juga pada kemampuan tim untuk bersatu dan bermain sebagai sebuah kolektif. Ia menyoroti pentingnya membangun identitas tim yang kuat, di mana semua pemain merasa memiliki dan berjuang untuk tujuan yang sama.
Belajar dari Pengalaman Prancis: Hasil Akhir Menentukan Persepsi
Petit berbagi pengalamannya tentang bagaimana publik Prancis memandang tim nasional mereka yang multikultural. Ketika tim meraih kemenangan, isu keberagaman tidak menjadi masalah. Namun, ketika hasil negatif muncul, kritik sering kali diarahkan pada pemain dengan latar belakang imigran.
"Ini menjadi masalah ketika hasilnya tak ada. Ini juga terjadi di Perancis terhadap pemain Arab, yang lahir di Perancis tetapi memiliki garis keturunan dari sejumlah negara Arab. Ketika Perancis tidak juara ini jadi masalah. Tapi saat kami menjuarai Piala Dunia 1998, Euro 2000, dan Piala Dunia 2018, ini tak jadi masalah,” tegasnya.
Oleh karena itu, Petit menekankan bahwa kunci keberhasilan naturalisasi di Timnas Indonesia adalah meraih hasil positif di lapangan. Ketika tim mampu menunjukkan performa yang solid dan meraih kemenangan, dukungan dari publik akan mengalir, dan isu-isu terkait latar belakang pemain akan meredam dengan sendirinya.
Secara keseluruhan, pandangan Emmanuel Petit mengenai naturalisasi di Timnas Indonesia memberikan perspektif yang menarik. Ia mengingatkan bahwa keberagaman bisa menjadi kekuatan, namun juga menyoroti pentingnya membangun identitas tim yang kuat dan meraih hasil positif di lapangan. Pengalaman timnas Prancis yang multikultural menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam mengelola keberagaman dan mencapai kesuksesan di kancah sepak bola internasional.
Poin Penting:
- Keberagaman sebagai kekuatan dalam tim nasional.
- Filosofi "Black, Blanc, Beur" timnas Prancis.
- Regulasi FIFA tentang naturalisasi pemain.
- Pentingnya membangun identitas tim yang kuat.
- Persepsi publik terhadap tim multikultural berdasarkan hasil.