Reaksi Keras Kesultanan Palembang terhadap Konten Kuliner Kontroversial Willie Salim: Klarifikasi, Ritual Adat, dan Ancaman Sanksi Adat

Kesultanan Palembang Darussalam Angkat Bicara: Konten Willie Salim Dinilai Meresahkan

Kesultanan Palembang Darussalam secara resmi menyampaikan pernyataan sikap terkait konten video yang dibuat oleh Willie Salim, seorang content creator, yang menampilkan kegiatan memasak rendang dalam jumlah besar di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja, sebagai pemimpin kesultanan, menilai konten tersebut telah menimbulkan kegaduhan dan berpotensi merusak citra serta nama baik masyarakat Palembang.

"Kami dari Kesultanan Palembang Darussalam menuntut agar Willie Salim segera memberikan klarifikasi yang jujur dan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Palembang," tegas Sultan Muhammad Fauwas Diradja. Permohonan maaf tersebut tidak hanya diharapkan disampaikan melalui media sosial, tetapi juga secara langsung dalam forum rapat adat Kesultanan Palembang Darussalam.

Lebih lanjut, kesultanan juga mendesak Willie Salim untuk menjalani prosesi tradisi 'tepung tawar' sebagai bentuk pembersihan diri atas tindakan yang dianggap 'cemau mulut', sebuah istilah dalam adat Melayu Palembang yang merujuk pada perkataan atau perbuatan yang kurang pantas. Tradisi ini memiliki akar yang kuat dalam budaya Palembang dan bahkan tercantum dalam kitab Undang-Undang Simbur Cahaya, yang menjadi pedoman hukum adat di wilayah tersebut.

Berikut adalah poin-poin tuntutan Kesultanan Palembang Darussalam:

  • Klarifikasi dan Permohonan Maaf: Willie Salim wajib memberikan klarifikasi jujur dan meminta maaf kepada warga Palembang, baik melalui media sosial maupun dalam rapat adat kesultanan.
  • Tradisi Tepung Tawar: Menjalani tradisi tepung tawar sebagai bentuk pembersihan diri atas tindakan yang dianggap 'cemau mulut'.
  • Penghapusan Konten: Menghapus seluruh video terkait masak rendang di BKB Palembang yang dianggap mengandung unsur penghinaan dan bullying dari semua platform media sosial.
  • Dukungan Proses Hukum: Kesultanan mendukung penuh gerakan masyarakat Palembang yang menuntut Willie Salim melalui jalur hukum.
  • Sanksi Adat: Apabila tuntutan ini tidak diindahkan, Kesultanan Palembang Darussalam akan menjatuhkan sanksi adat berupa pengutukan dan pelarangan bagi Willie Salim untuk datang ke Palembang seumur hidup.

Sultan Muhammad Fauwas Diradja menutup maklumatnya dengan harapan agar kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan menghormati adat serta budaya setempat dalam membuat konten.

Dukungan dari Tokoh Agama: UAS Sebut 'Rendang Konspirasi'

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) juga turut memberikan komentar terkait kontroversi konten Willie Salim. UAS menekankan pentingnya bagi masyarakat Palembang untuk menjaga harkat dan martabat kota mereka. Ia menyayangkan konten tersebut karena dinilai dapat merusak citra Palembang.

"Orang Palembang wajib menjaga, mempertahankan harkat martabat dirinya, konten masak rendang itu dibuat menurut saya itu rendang konspirasi," ujar UAS saat memberikan ceramah dalam acara Tabligh Akbar Tasyakuran RD-PS di Benteng Kuto Besak Palembang.

UAS menjelaskan bahwa memasak rendang dalam jumlah besar, seperti 200 kilogram, bukanlah perkara mudah. Proses memasak rendang membutuhkan waktu yang lama dan api yang besar agar rendang matang sempurna.

"Menurut ilmu perendangan, rendang itu mesti dimasak paling tidak empat jam-an baru matang, apinya mesti besar apalagi sampai 100 sampai 200 kilogram. Jadi kalau apinya kecil rendangnya sebanyak itu ditinggalkan itu memang namanya rendang konspirasi," jelas UAS. Istilah 'rendang konspirasi' yang digunakan UAS mengindikasikan adanya kejanggalan atau ketidaksesuaian dalam proses pembuatan rendang tersebut, yang menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan di kalangan masyarakat.