Pernikahan Anti-Mainstream: Pasangan AS Pilih Jeans dan Flanel, Reaksi Warganet Campur Aduk

Pernikahan Impian dengan Sentuhan Sederhana: Kisah Amie dan Hunter

Pernikahan, sebuah momen sakral yang seringkali diidentikkan dengan kemewahan gaun pengantin, dekorasi megah, dan pesta yang meriah. Namun, bagi Amie Barron (22) dan Hunter (24), pasangan asal Amerika Serikat, definisi pernikahan ideal justru berbanding terbalik. Mereka memilih kesederhanaan dan autentisitas di hari istimewa mereka.

Alih-alih gaun pengantin berharga fantastis dan setelan jas formal, Amie dan Hunter mantap memilih celana jeans dan kemeja flanel sebagai busana pernikahan mereka. Keputusan unik ini, yang didorong oleh anggaran terbatas dan preferensi pribadi, sontak memicu gelombang reaksi dari warganet.

Anggaran Terbatas, Cinta Tak Terbatas

Dilansir dari berbagai sumber, Amie dan Hunter mengikat janji suci pada bulan Januari lalu di sebuah perpustakaan umum di West Virginia. Dengan anggaran yang sangat ketat, kurang dari $1,000 (sekitar Rp 16,5 juta), mereka merencanakan pernikahan yang intim dan bermakna. Sebagian besar dana dialokasikan untuk keperluan esensial seperti:

  • Sepatu boots baru: $300 (sekitar Rp 4,9 juta)
  • Jasa fotografer: $480 (sekitar Rp 7,9 juta)

Untuk urusan tata rias dan musik, Amie memilih untuk mengandalkan kemampuannya sendiri, menambahkan sentuhan personal pada hari bahagianya. Meskipun sederhana, Amie merasa bahwa pernikahannya adalah perwujudan dari impiannya.

Reaksi Warganet: Antara Kagum dan Kritik

Setelah acara pernikahan, Amie membagikan momen-momen istimewa tersebut melalui sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video tersebut, Amie dan Hunter terlihat bahagia mengenakan celana jeans dan kemeja flanel hitam-putih, pakaian yang mereka kenakan sehari-hari. Amie menjelaskan bahwa pilihan tersebut didasarkan pada kenyamanan dan autentisitas, "Karena itulah yang biasa kami pakai."

Namun, tidak semua warganet memberikan respons positif terhadap keputusan pasangan tersebut. Sebagian besar komentar bernada kritik, menyebut pernikahan mereka terlihat biasa saja, bahkan membosankan. Beberapa komentar pedas bahkan meremehkan kesederhanaan acara tersebut.

Menghadapi Hujatan dengan Cinta dan Keyakinan

Kritik pedas yang membanjiri media sosial sempat mempengaruhi Amie dan Hunter. Mereka bahkan terpaksa memutuskan hubungan dengan orang-orang yang mengirimkan pesan dan komentar negatif tentang pernikahan mereka. Namun, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah pada kebencian. Mereka terus membagikan video pernikahan mereka dan menegaskan bahwa komentar negatif tidak akan merusak kebahagiaan mereka.

"Kami tidak akan membiarkan kebencian itu memengaruhi pernikahan kami," tegas Amie dengan penuh keyakinan.

"Ini adalah pernikahan kami, dan kami bangga dengan pilihan yang kami buat," imbuh Amie, menunjukkan bahwa cinta dan keyakinan pada pilihan sendiri adalah kunci untuk menghadapi tantangan.

Kisah Amie dan Hunter menjadi pengingat bahwa pernikahan yang bahagia tidak harus selalu mewah dan mahal. Yang terpenting adalah cinta, komitmen, dan autentisitas dalam merayakan momen sakral bersama orang terkasih.