Perceraian: Dampak Psikologis yang Kompleks dan Tantangan Sosial

Perceraian: Dampak Psikologis yang Kompleks dan Tantangan Sosial

Perceraian, terlepas dari usia atau latar belakang pasangan, seringkali meninggalkan dampak psikologis yang kompleks dan mendalam. Kasus perceraian yang baru-baru ini terjadi pada publik figur, Asri Welas, mengingatkan kita pada realitas ini. Meskipun tidak ada patokan usia yang menentukan berat ringannya dampak tersebut, namun proses perpisahan ini selalu menuntut penyesuaian emosional yang signifikan bagi kedua belah pihak.

Psikolog klinis, Nirmala Ika, menekankan bahwa dampak psikologis pasca-perceraian sangat beragam dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang signifikan adalah tekanan sosial. Pasangan yang bercerai seringkali dihadapkan pada penilaian dan kritikan dari lingkungan sekitar. Stigma negatif dan gunjingan dapat memicu emosi negatif dan memperburuk kondisi psikologis mereka. Perempuan, khususnya, sering menjadi sasaran stigma, dianggap sebagai pihak yang gagal dalam membina rumah tangga dan distigma sebagai ‘janda’, yang selanjutnya menambah beban psikologis yang harus mereka tanggung. Tekanan ini berpotensi memicu berbagai gangguan mental, mulai dari kecemasan dan depresi hingga gangguan tidur dan perubahan pola makan.

Selain tekanan sosial, kehilangan relasi sosial juga merupakan dampak yang tak kalah signifikan. Setelah bercerai, banyak individu mengalami penurunan jumlah teman dan dukungan sosial. Rasa takut akan penolakan sosial dan stigma negatif kerap membuat mereka menarik diri dari interaksi sosial, memperparah perasaan kesepian dan isolasi. Proses membangun kembali jaringan sosial membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan, sementara perasaan kehilangan dan kesedihan atas relasi yang berakhir masih terasa sangat kuat. Rasa kehilangan ini, menurut Nirmala Ika, diiringi oleh emosi lain yang kompleks seperti kesedihan, kecemasan, kemarahan, dan kekecewaan yang memerlukan waktu untuk diproses dan diatasi.

Dampak Psikologis Perceraian yang Perlu Diwaspadai:

  • Tekanan Emosional: Rasa sedih, marah, kecewa, takut, dan kehilangan yang intens.
  • Penurunan Percaya Diri: Merasa gagal dalam membina rumah tangga, khususnya bagi perempuan.
  • Isolasi Sosial: Menarik diri dari interaksi sosial karena takut akan stigma dan penolakan.
  • Gangguan Tidur: Susah tidur, mimpi buruk, atau gangguan pola tidur lainnya.
  • Gangguan Pola Makan: Makan berlebihan atau sebaliknya, kehilangan nafsu makan.
  • Gangguan Kesehatan Mental: Kecemasan, depresi, atau gangguan mental lainnya.

Menghadapi perceraian membutuhkan dukungan dan pemahaman dari lingkungan sekitar. Dukungan keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental sangat penting untuk membantu individu melewati masa sulit ini. Menciptakan lingkungan yang suportif dan menghindari stigma negatif dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan adaptasi terhadap kehidupan baru pasca-perceraian.