Laporan UNESCO: Gletser Mencair Lebih Cepat dari Perkiraan, Krisis Air Global Mengancam
Krisis Iklim Mempercepat Pencairan Gletser, Mengancam Pasokan Air Global
Sebuah laporan terbaru dari UNESCO memperingatkan bahwa pencairan gletser di seluruh dunia terjadi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan telah mempercepat laju pencairan es, memicu kekhawatiran akan krisis air global.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa tiga tahun terakhir menjadi periode pencairan gletser terburuk yang pernah tercatat. Sejak tahun 1975, sekitar 9.000 gigaton es telah lenyap. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi pasokan air, ketahanan pangan, dan stabilitas ekosistem di seluruh dunia.
Dampak Global Pencairan Gletser
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menekankan bahwa pegunungan dan gletser adalah sumber air vital bagi miliaran orang di seluruh dunia. Laporan Pengembangan Air Dunia PBB 2025 memperkirakan bahwa pegunungan menyediakan hingga 60% aliran air tawar secara global, dan lebih dari satu miliar orang bergantung langsung pada sumber daya ini. Gletser mendukung sektor-sektor penting seperti pertanian, kehutanan, pariwisata, dan produksi energi.
Namun, perubahan iklim telah menyebabkan gletser mencair dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Air pegunungan menjadi yang pertama merasakan dampak buruk dari gangguan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Penyusutan gletser bukan hanya sekadar masalah lingkungan, tetapi juga ancaman nyata bagi kehidupan dan mata pencaharian manusia.
Kerusakan Ekosistem dan Ekonomi
UNESCO menyoroti bahwa penyusutan gletser hanyalah salah satu contoh dari perubahan cepat yang terjadi di ekosistem pegunungan. Perubahan ketersediaan air berdampak langsung pada berbagai sektor ekonomi, termasuk irigasi tanaman kakao, padi, dan produksi buah-buahan di wilayah seperti Madagaskar.
Perubahan ini dapat menyebabkan:
- Gangguan pasokan air bersih: Berkurangnya air lelehan gletser akan mengurangi ketersediaan air untuk minum, sanitasi, dan pertanian.
- Kerusakan pertanian: Kekurangan air akan mengganggu irigasi dan mengurangi hasil panen.
- Kerentanan terhadap bencana alam: Pencairan gletser dapat meningkatkan risiko banjir bandang dan tanah longsor.
- Kerugian ekonomi: Sektor pariwisata dan industri lainnya yang bergantung pada sumber daya air akan terkena dampak negatif.
Langkah-Langkah Mendesak untuk Mitigasi
UNESCO menyerukan tindakan segera dan terkoordinasi untuk mengatasi krisis ini. Kerja sama internasional sangat penting untuk mengamankan pasokan air di dunia melalui penelitian, koordinasi kebijakan, dan tindakan nyata di lapangan.
Beberapa langkah penting yang perlu diambil meliputi:
- Pengembangan Sistem Peringatan Dini Banjir: UNESCO sedang membangun sistem peringatan dini banjir di Kazakhstan, Kirgizstan, dan Uzbekistan untuk melindungi lebih dari 100.000 orang dari risiko bencana akibat pecahnya danau glasial.
- Investasi dalam Proyek Konservasi: UNESCO memimpin proyek "Membuka Potensi Menara Air Kilimanjaro" di Afrika dengan pendanaan sebesar 8 juta dolar AS dari Global Environment Facility. Proyek ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi lebih dari 2 juta orang di Tanzania dan Kenya yang bergantung pada air dari puncak tertinggi Afrika.
- Restorasi Hutan Awan: Inisiatif ini juga mencakup pemulihan kilometer hutan awan yang terdegradasi dan memperkuat pengelolaan lebih dari 17.000 km2 kawasan lindung.
Masa Depan di Ujung Tanduk
Laporan UNESCO ini adalah peringatan keras tentang konsekuensi dari perubahan iklim. Jika tindakan tidak segera diambil, dampak pencairan gletser akan semakin parah, mengancam pasokan air, ketahanan pangan, dan stabilitas ekosistem global. Dibutuhkan komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi keanekaragaman hayati, dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan untuk melindungi masa depan bumi dan generasi mendatang.
Kerja sama internasional, investasi dalam solusi inovatif, dan perubahan perilaku individu sangat penting untuk mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua.