Indonesia Resmi Bergabung dengan NDB BRICS: Peluang Investasi dan Pembiayaan Infrastruktur Berkelanjutan

Indonesia Mantapkan Langkah Bergabung dengan NDB BRICS: Investasi Berkelanjutan Jadi Prioritas

Jakarta, Indonesia – Kabar baik datang dari Istana Merdeka, Jakarta, dimana Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah mengambil keputusan strategis untuk bergabung dengan New Development Bank (NDB), sebuah lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan penting dengan Presiden NDB, Dilma Vana Rousseff, pada Selasa (25/3/2025).

"Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan NDB," tegas Presiden Prabowo, menandai babak baru dalam kerjasama ekonomi dan pembangunan antara Indonesia dan negara-negara BRICS. Keputusan ini, yang telah melalui pembahasan mendalam dengan tim keuangan pemerintah, membuka peluang signifikan bagi Indonesia untuk mengakses sumber pembiayaan alternatif dengan persyaratan yang lebih menguntungkan.

NDB: Jembatan Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

NDB, yang memiliki modal awal sebesar 100 miliar dolar AS yang dikontribusikan oleh negara-negara pendirinya, didirikan pada Juli 2014 dengan tujuan mulia, yakni memobilisasi sumber daya untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara BRICS dan negara berkembang lainnya. Dengan kantor pusat di Shanghai, China, dan kantor regional di Afrika Selatan, NDB berfokus pada pembiayaan proyek-proyek yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Bergabungnya Indonesia dengan NDB terjadi hanya dua bulan setelah secara resmi menjadi anggota BRICS pada 6 Januari 2025. Keanggotaan Indonesia di BRICS, yang diumumkan oleh Brasil sebagai pemegang keketuaan saat ini, semakin memperkuat posisi strategis Indonesia di panggung global dan membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara ekonomi berkembang terkemuka.

Respon Positif dan Peluang Investasi

Presiden NDB, Dilma Rousseff, menyambut baik keputusan Indonesia untuk bergabung dengan bank yang dipimpinnya. Rousseff menyoroti pentingnya Indonesia sebagai negara berkembang dengan potensi pasar yang besar dan program-program prioritas yang sejalan dengan visi NDB.

"Pemerintah Indonesia memiliki hal yang sangat penting dan cocok dengan kami. Kami menghormati program-program yang menjadi prioritas negara," ujarnya saat konferensi pers bersama Presiden Prabowo. Rousseff juga menekankan keselarasan program investasi Indonesia dengan fokus NDB, termasuk infrastruktur, logistik, jalan raya, pelabuhan, bandara, transisi energi, dan ekonomi digital.

Manfaat Strategis bagi Indonesia

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa undangan untuk bergabung dengan NDB telah dianalisis secara cermat oleh tim Kementerian Keuangan. Keputusan untuk bergabung didasarkan pada potensi untuk menekan biaya pembangunan proyek-proyek pemerintah.

"Dengan adanya NDB, cost of fund bisa lebih rendah dan return lebih cepat," jelas Rosan, menyoroti manfaat finansial yang signifikan bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berambisi untuk menjalin kerjasama dalam konversi sampah menjadi energi, sebuah inisiatif yang sejalan dengan program NDB.

Prioritas Investasi NDB di Indonesia:

Berikut adalah beberapa area prioritas investasi NDB di Indonesia:

  • Infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara)
  • Logistik
  • Transisi energi terbarukan
  • Ekonomi digital
  • Konversi sampah menjadi energi
  • Pendidikan, teknologi, dan inovasi

Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam NDB, diharapkan dapat meningkatkan investasi dan menarik investor ke Indonesia. Program pemerintah akan lebih mudah dijalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.