Paetongtarn Shinawatra, PM Thailand, Bertahan dari Mosi Tidak Percaya di Tengah Sorotan Terhadap Pengaruh Keluarga

PM Thailand Lolos dari Mosi Tidak Percaya: Isu Dinasti Politik Mencuat

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, berhasil melewati ujian politik penting setelah parlemen menolak mosi tidak percaya yang diajukan oleh kubu oposisi. Voting yang berlangsung pada Rabu (26/3) waktu setempat menunjukkan dukungan mayoritas anggota parlemen terhadap kepemimpinan Paetongtarn, dengan 319 suara menolak mosi tersebut, sementara 162 suara mendukung, dan 7 abstain.

Mosi tidak percaya ini menjadi arena perdebatan sengit selama dua hari di mana oposisi mempertanyakan kompetensi dan integritas Paetongtarn. Kritik utama yang dilontarkan adalah tuduhan bahwa Paetongtarn hanyalah boneka dari ayahnya, Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri yang memiliki pengaruh besar dalam politik Thailand. Oposisi menyoroti usia muda Paetongtarn (38 tahun) dan kurangnya pengalaman sebagai alasan untuk meragukan kemampuannya memimpin negara.

  • Tudingan Nepotisme dan Pengaruh Keluarga

    Rangsiman Rome, seorang anggota parlemen dari Partai Rakyat, secara terbuka menuduh Paetongtarn telah mengatur perlakuan khusus bagi ayahnya, Thaksin Shinawatra. Tudingan ini berfokus pada dugaan "kesepakatan setan" yang memberikan fasilitas istimewa kepada Thaksin selama masa hukumannya, yang dinilai lebih baik dibandingkan tahanan lainnya. Selain itu, oposisi menyoroti pembebasan Thaksin setelah mendapatkan pengampunan dari Raja Maha Vajiralongkorn, yang memicu spekulasi tentang adanya kesepakatan politik di balik layar.

    Paetongtarn dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa ia baru menjabat sebagai Perdana Menteri beberapa bulan setelah ayahnya menerima pengampunan kerajaan. Ia menekankan bahwa keputusannya didasarkan pada hukum dan prinsip keadilan.

  • Isu Lain yang Mengemuka

    Selain isu nepotisme, oposisi juga mengangkat isu lain yang dianggap kontroversial, termasuk tuduhan penghindaran pajak dan penanganan kasus 40 warga Uighur yang dipulangkan ke China. Pemulangan warga Uighur ini menuai kecaman internasional dan berujung pada sanksi berupa larangan visa dari Amerika Serikat terhadap sejumlah pejabat Thailand.

Reaksi dan Implikasi

Setelah hasil voting diumumkan, Paetongtarn menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pendukungnya melalui platform Facebook. Ia menyatakan bahwa semua suara, baik yang mendukung maupun menentang, akan menjadi motivasi baginya dan kabinet untuk bekerja lebih keras demi kepentingan rakyat Thailand.

Lolosnya Paetongtarn dari mosi tidak percaya ini memberikan stabilitas politik sementara bagi pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai. Namun, tantangan yang dihadapi Paetongtarn masih besar. Ia harus membuktikan bahwa dirinya mampu memimpin negara secara efektif dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Thailand, termasuk isu ekonomi, korupsi, dan polarisasi politik.

Ke depan, Paetongtarn perlu membangun kepercayaan publik dan meredam kekhawatiran tentang pengaruh keluarga Shinawatra dalam pemerintahannya. Ia juga harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas dari masyarakat Thailand.