Menjelang Akhir Ramadan 2025: Dua Malam Ganjil Terakhir untuk Raih Lailatul Qadar
Dua Malam Ganjil Terakhir Ramadan 1446 H: Perburuan Lailatul Qadar Intensif
Umat Muslim di seluruh dunia kini memasuki fase krusial Ramadan 1446 H (2025 M), dengan hanya menyisakan dua malam ganjil terakhir dari sepuluh hari terakhir bulan suci ini. Malam-malam ganjil ini, yakni malam ke-27 dan ke-29, diyakini sebagai waktu potensial terjadinya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keyakinan ini berakar pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan. Hadits tersebut berbunyi:
"Rasulullah SAW bersabda, 'Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir.'" (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
Signifikansi Malam Ganjil: Mengikuti Jejak Para Sahabat
Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin mengisahkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW bermimpi mendapatkan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW kemudian menganjurkan mereka untuk fokus mencari malam kemuliaan tersebut, terutama pada malam-malam ganjil. Anjuran ini semakin memperkuat urgensi menghidupkan malam-malam ganjil dengan ibadah dan amalan saleh.
Nabi SAW bersabda, "Aku melihat mimpi kalian itu saling bersesuaian pada sepuluh malam. Siapa yang hendak mencarinya, hendaklah dia mencarinya pada sepuluh malam yang terakhir, khususnya pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam itu, karena itu lebih diharapkan."
Kapan Malam Ganjil Terakhir Ramadan 2025?
Berdasarkan kalender Hijriah, dua malam ganjil terakhir Ramadan 1446 H (2025 M) adalah:
- Malam ke-27 Ramadan: Rabu, 26 Maret 2025 (Malam Kamis)
- Malam ke-29 Ramadan: Jumat, 28 Maret 2025 (Malam Sabtu) - jika Ramadan berlangsung 30 hari.
Perbedaan Pendapat Ulama tentang Waktu Lailatul Qadar
Walaupun terdapat kesepakatan mengenai anjuran mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan, para ulama berbeda pendapat mengenai malam spesifik terjadinya malam tersebut.
Ar-Rafi'i dan Ibnu Abbas berpendapat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadan. Ar-Rafi'i mendasarkan pendapatnya pada jumlah huruf dalam frasa "layla al-Qadar" (malam Qadar) yang berjumlah sembilan, dan Allah SWT menyebut malam tersebut tiga kali dalam Al-Quran. Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 (3 x 9 = 27).
Sementara itu, Imam Asy-Syafi'i berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-21 Ramadan. Pendapat ini didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap Al-Quran dan Hadits.
Mengapa Waktu Lailatul Qadar Dirahasiakan?
Allah SWT sengaja merahasiakan waktu pasti terjadinya Lailatul Qadar untuk mendorong umat Muslim agar senantiasa meningkatkan ibadah dan amalan saleh selama bulan Ramadan, khususnya pada sepuluh hari terakhir. Jika waktu Lailatul Qadar telah ditentukan, dikhawatirkan umat Muslim hanya akan fokus beribadah pada malam tersebut dan mengabaikan malam-malam lainnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Fathul Bari, hikmah dirahasiakannya waktu Lailatul Qadar adalah agar umat Islam terus bersemangat dalam mencarinya. Hal ini mendorong peningkatan kualitas ibadah dan mempererat hubungan antara hamba dan Tuhannya.
Memaksimalkan Dua Malam Terakhir: Tips dan Amalan
Mengingat pentingnya dua malam ganjil terakhir ini, umat Muslim dianjurkan untuk:
- Memperbanyak I'tikaf: Berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Membaca Al-Quran: Mentadabburi dan memahami makna ayat-ayat suci Al-Quran.
- Melaksanakan Shalat Malam (Qiyamul Lail): Menghidupkan malam dengan shalat tahajud dan witir.
- Berdoa dan Berdzikir: Memohon ampunan dan rahmat Allah SWT dengan khusyuk dan tawadhu'.
- Bersedekah: Memberikan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan.
Dengan memaksimalkan ibadah dan amalan saleh pada dua malam ganjil terakhir Ramadan, diharapkan umat Muslim dapat meraih keberkahan Lailatul Qadar dan mendapatkan ampunan serta ridha dari Allah SWT.
Wallahu a'lam bish-shawab.