Kerinduan Tukang Bengkel di Depok: Mudik ke Cilacap Demi Bertemu Keluarga Tercinta

Terminal Jatijajar Depok Dipadati Pemudik: Kisah Hartono dan Kerinduan Kampung Halaman

SuasanaTerminal Jatijajar di Tapos, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (26/3/2025) kemarin, menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Ratusan pemudik tampak berbondong-bondong memadati area terminal, bersiap untuk melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman masing-masing. Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) berjajar rapi, menunggu waktu keberangkatan yang dijadwalkan pada sore hari.

Di tengah hiruk pikuk terminal, terlihat para calon penumpang tengah melakukan negosiasi harga tiket dengan petugas loket. Kenaikan harga tiket menjelang Hari Raya Idul Fitri menjadi topik pembicaraan yang hangat. Para pemudik terlihat membawa barang bawaan yang beragam, mulai dari tas ransel, koper besar, hingga kardus-kardus yang diikat tali.

Salah satu pemudik yang menarik perhatian adalah Hartono (42), seorang pekerja bengkel yang sehari-hari mencari nafkah di Depok. Dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk mudik ke Cilacap, Jawa Tengah, demi bertemu dengan istri dan anak tercintanya yang telah lama terpisah jarak.

"Iya, ini baru selesai beli tiket. Sengaja mudik hari ini, karena khawatir kalau ditunda-tunda malah tidak keburu," ungkap Hartono saat ditemui di Terminal Jatijajar. Ia menggenggam tiket bus dengan harga Rp 420.000, sebuah nominal yang cukup besar namun tidak menyurutkan niatnya untuk pulang kampung. Menurut Hartono, harga tiket saat musim mudik memang mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan hari-hari biasa, yang biasanya sekitar Rp 300.000.

Hartono telah dua tahun lamanya hidup terpisah dari istri dan anaknya, yang memilih untuk kembali menetap di Cilacap. Kepulangannya kali ini ia rencanakan sebagai sebuah kejutan manis untuk sang anak. Sebuah kardus besar berisi hadiah telah ia siapkan khusus untuk buah hatinya.

"Di dalam kardus ini isinya makanan ringan dan baju baru untuk anak saya," jelas Hartono dengan senyum bahagia.

Ia merinci bahwa bingkisan tersebut berisi berbagai macam kue kering dan pakaian baru yang dikemas rapi di dalam kardus. Meskipun terlihat sedikit kerepotan membawa bingkisan yang cukup besar, Hartono mengaku tidak merasa keberatan. Baginya, kerepotan ini tidak sebanding dengan kerinduan yang ia rasakan terhadap anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Saya pulang kampung setahun sekali. Apa pun akan saya lakukan demi anak saya, tidak masalah," ujarnya dengan nada penuh kasih sayang.

Menurut rencana, Hartono akan kembali ke Depok pada tanggal 7 April 2025 untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang bengkel. Ia harus kembali berpisah dengan istri dan anaknya demi mencari nafkah untuk keluarga.

Kisah Hartono adalah satu dari sekian banyak kisah para pemudik yang rela berkorban dan menempuh perjalanan jauh demi bertemu dengan keluarga tercinta di kampung halaman. Kerinduan akan kebersamaan dan suasana Lebaran menjadi motivasi utama bagi mereka untuk mudik, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.