Tragedi Petasan di Sleman: Empat Insiden Luka Bakar Warnai Bulan Ramadan, Mayoritas Korban Anak-Anak
Tragedi Petasan di Sleman: Empat Insiden Luka Bakar Warnai Bulan Ramadan, Mayoritas Korban Anak-Anak
Sleman, Yogyakarta - Rentetan peristiwa tragis terkait penggunaan petasan mewarnai Kabupaten Sleman, Yogyakarta, selama periode pertengahan hingga akhir Maret 2025. Polresta Sleman mencatat setidaknya empat kasus yang mengakibatkan luka-luka serius, di mana ironisnya, sebagian besar korban adalah anak-anak di bawah umur. Insiden-insiden ini menjadi sorotan tajam akan bahaya penggunaan petasan, terutama di kalangan generasi muda, serta perlunya pengawasan ketat dari orang tua.
Kronologi Kejadian yang Memprihatinkan
- 15 Maret 2025, Caturharjo: Seorang siswa kelas 4 SD berinisial RF mengalami luka parah di bagian wajah dan tangan akibat ledakan petasan. Kejadian bermula ketika RF mendekati petasan yang gagal meledak setelah dinyalakan oleh temannya. Nahas, petasan tersebut tiba-tiba meledak saat didekati, menyebabkan RF mengalami luka serius seperti retak pada pipi kiri, jempol kanan, luka sobek di jari telunjuk, hingga kuku yang lepas.
- 22 Maret 2025, Caturharjo: VRV, seorang remaja berusia 13 tahun, menderita luka bakar di sekujur kaki kanan dan pergelangan tangan kiri akibat percikan api saat meracik bubuk petasan di garasi rumahnya. Korban mencoba menyalakan sedikit bubuk petasan dari jarak 1,5 meter, namun api dengan cepat menyambar seluruh bubuk petasan yang telah diracik, mengakibatkan luka bakar yang cukup signifikan.
- 22 Maret 2025, Kapanewon Tempel: NGF, seorang bocah berusia 12 tahun, juga menjadi korban ledakan petasan. NGF bersama temannya menyalakan petasan, namun sumbu petasan terlepas. Saat korban mencoba memasang kembali sumbu petasan, petasan tersebut tiba-tiba meledak, mengakibatkan luka pada telapak tangan dan punggung tangan, serta patah pada ibu jari dan putusnya pembuluh darah di jari telunjuk.
- 23 Maret 2025, Kapanewon Seyegan: HR, seorang pria dewasa berusia 35 tahun, mengalami luka robek di jari tengah, telunjuk, jempol kanan, dan telapak tangan akibat petasan yang meledak sebelum sempat dilempar. Petasan tersebut meledak di tangan kanannya sesaat setelah sumbu dinyalakan.
Selain keempat insiden tersebut, Polsek Sleman juga mengamankan tujuh remaja yang diduga hendak menyalakan petasan. Para remaja tersebut kemudian diberikan pembinaan, dan orang tua mereka dipanggil untuk diberikan penjelasan. Tiga unit sepeda motor yang digunakan oleh para remaja tersebut juga ditilang oleh Satlantas Polresta Sleman.
Imbauan dan Tindakan Tegas dari Pihak Kepolisian
Menyikapi rentetan kejadian ini, Kapolsek Sleman, Kompol Khabibullah, mengimbau kepada seluruh orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Pihak kepolisian menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam mencegah anak-anak terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti bermain petasan. Polresta Sleman menyatakan tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran terkait petasan dan akan menindak tegas para pelaku pelanggaran hukum.
Kasus-kasus ini menjadi pengingat yang menyakitkan tentang bahaya petasan, terutama bagi anak-anak. Edukasi dan pengawasan yang ketat dari orang tua, serta penegakan hukum yang tegas, menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.