Pemerintah Agresif Kurangi Impor LPG: Jargas dan DME Jadi Andalan

Pemerintah Pacu Penggunaan Jargas dan DME untuk Tekan Impor LPG

Pemerintah Indonesia terus berupaya menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) melalui dua strategi utama: perluasan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga dan substitusi LPG dengan Dimethyl Ether (DME). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara langsung meninjau implementasi program jargas di Surabaya, Jawa Timur, sebagai bagian dari upaya memastikan pasokan energi aman menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Ekspansi Jargas: Lebih Hemat, Lebih Praktis

Dalam kunjungannya, Bahlil mengunjungi Rumah Susun (Rusun) Grudo, di mana penghuni telah merasakan manfaat jargas selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, Bahlil sempat mencoba langsung memasak menggunakan jargas, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap program ini. Ia menekankan bahwa penggunaan jargas dapat menghemat biaya hingga 40% dibandingkan LPG, meskipun pemanfaatannya saat ini baru mencapai 6% dari potensi pasar di Jawa Timur, dan baru menjangkau 86 kota/kabupaten secara nasional.

Salah satu warga Rusun Grudo, Suhartini, mengungkapkan pengalamannya menggunakan jargas. Ia merasa lebih nyaman karena tidak perlu repot mengganti tabung LPG. Selain itu, ia juga merasakan penghematan biaya yang signifikan, hanya sekitar Rp30 ribu per bulan dibandingkan dengan Rp40 ribu untuk dua kali pengisian tabung LPG 3 kg. Keunggulan lainnya adalah kenyamanan saat memasak, terutama saat sahur, tanpa khawatir kehabisan gas.

Integrasi Pipa Gas: Sumatera-Jawa Terhubung

Pemerintah terus berupaya memperluas jangkauan jargas dengan membangun integrasi pipa gas dari Sumatera hingga Jawa. Pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) dan Duri-Sei Mangkei (Dusem) menjadi langkah strategis untuk menyalurkan gas dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman. Gas tersebut nantinya akan disalurkan ke industri maupun langsung ke rumah tangga melalui jargas. Proyek ini diharapkan dapat memberikan sambungan jargas kepada 300 ribu rumah tangga di sepanjang pipa gas Cisem dan 600 ribu di wilayah Dusem.

Target Ambisius dan Potensi Penghematan

Pemerintah menargetkan pengembangan jargas hingga 5,5 juta sambungan pada tahun 2030. Dengan pencapaian ini, impor LPG diproyeksikan turun sebesar 550 kilotons per annum (ktpa), yang berpotensi menghemat subsidi LPG hingga Rp5,6 triliun per tahun. Hingga tahun 2024, total sambungan jargas rumah tangga yang telah terpasang mencapai 703 ribu melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta 240 ribu sambungan dari sumber non-APBN.

DME Sebagai Alternatif

Selain jargas, pemerintah juga mendorong substitusi LPG dengan Dimethyl Ether (DME). DME merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diproduksi dari batubara atau gas alam. Pemanfaatan DME diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Pemerintah tengah mengkaji berbagai opsi untuk mempercepat implementasi program DME ini.

Dengan kombinasi strategi perluasan jargas dan substitusi LPG dengan DME, pemerintah optimis dapat mengurangi impor LPG secara signifikan dan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Target Pemerintah:

  • 5,5 juta sambungan jargas pada tahun 2030
  • Pengurangan impor LPG sebesar 550 ktpa
  • Penghematan subsidi LPG hingga Rp5,6 triliun per tahun