Strategi Terpadu Jaga Pasokan Air Bersih Jakarta: Kolaborasi Ahli dan Inisiatif PAM Jaya

Jakarta, kota metropolitan dengan dinamika pertumbuhan yang pesat, menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan kebutuhan air bersih bagi seluruh warganya. Diskusi intensif yang melibatkan ahli tata kota, perwakilan PAM Jaya, dan komunitas masyarakat sipil menggarisbawahi urgensi solusi komprehensif untuk menjaga keberlanjutan siklus air.

Nirwono Joga, ahli tata kota dari Universitas Trisakti, menekankan empat pilar utama dalam menjaga keberlanjutan sumber air baku. Pilar-pilar ini mencakup:

  • Regenerasi Sungai Terpadu: Pembenahan menyeluruh badan sungai dari hulu hingga hilir, termasuk danau, embung, dan waduk, merupakan langkah krusial. Upaya ini bertujuan untuk memulihkan fungsi sungai sebagai sumber air bersih dan ekosistem yang sehat.
  • Revitalisasi Badan Air: Situ, danau, embung, dan waduk perlu direvitalisasi untuk meningkatkan kapasitas tampung air dan kualitas air. Revitalisasi ini dapat mencakup pengerukan sedimen, penanaman vegetasi air, dan pengendalian pencemaran.
  • Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH): Penambahan RTH di perkotaan berperan penting dalam menjaga keseimbangan hidrologi. RTH berfungsi sebagai area resapan air hujan, mengurangi limpasan permukaan, dan mengisi kembali air tanah.
  • Konservasi Hutan Lindung: Perlindungan hutan lindung di daerah hulu sungai sangat penting untuk menjaga ketersediaan air baku. Hutan berfungsi sebagai daerah tangkapan air hujan yang alami, mencegah erosi, dan menjaga kualitas air.

Syahrul Hasan, Direktur Pelayanan PAM Jaya, menegaskan komitmen perusahaan untuk mencapai cakupan layanan air bersih 100% di Jakarta pada tahun 2030. PAM Jaya terus berupaya memperluas jaringan perpipaan dan meningkatkan kualitas layanan. Pada tahun 2023, PAM Jaya berhasil merealisasikan 12.663 sambungan rumah (SR), dan pada tahun 2024 meningkat menjadi 46.196 SR. Target untuk tahun ini adalah 10.073 SR.

Selain perluasan jaringan, PAM Jaya juga mengambil langkah-langkah inovatif untuk mengatasi masalah suplai air di daerah-daerah dengan cakupan rendah. Salah satu solusi yang diterapkan adalah pembangunan reservoir komunal. Reservoir komunal berfungsi sebagai penampungan air sementara yang dapat didistribusikan kepada warga di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan perpipaan utama. Beberapa lokasi reservoir komunal yang telah dibangun antara lain Tambora, Gandaria Utara, Duri Kosambi, Marunda, Cilincing, Taman Sari, dan Waduk Pluit.

Andi Wijaya (Adjie Rimbawan), Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), menyoroti pentingnya diskusi publik tentang isu air bersih. Menurutnya, air merupakan kebutuhan primer yang mendasar bagi kehidupan. Adjie menekankan perlunya penanganan masalah air bersih secara holistik, dari hulu hingga hilir. Ia juga mengingatkan tentang bahaya penggunaan air tanah yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah dan berpotensi menenggelamkan Jakarta.

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan masukan konstruktif kepada PAM Jaya dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber air. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk memastikan ketersediaan air bersih yang berkelanjutan bagi seluruh warga Jakarta. Dengan menjaga kelestarian alam dan lingkungan, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati sumber daya air yang berlimpah.