Kemacetan Parah di Gilimanuk: Ribuan Pemudik Terjebak Antrean Panjang Menjelang Nyepi dan Idul Fitri

Mimpi Buruk Mudik: Antrean Mengular di Pelabuhan Gilimanuk

Arus mudik menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025 di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, berubah menjadi pengalaman pahit bagi ribuan pemudik. Kemacetan panjang yang mencapai empat kilometer memaksa para pemudik untuk menunggu berjam-jam di jalanan, menimbulkan kekecewaan dan kelelahan.

Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 26 Maret 2025, yang bertepatan dengan H-3 Nyepi dan H-5 Idul Fitri. Banyak pemudik melaporkan bahwa mereka membutuhkan waktu lebih dari enam jam hanya untuk dapat menyeberang ke Pulau Jawa. Kondisi ini diperparah dengan cuaca panas dan kurangnya fasilitas memadai di area antrean.

Kisah Para Pemudik yang Terdampak

Abiansyah, seorang pemudik asal Bondowoso, menjadi salah satu korban kemacetan ini. Bersama keluarganya, ia memulai perjalanan dari Nusa Dua pada Rabu dini hari. Namun, mobilnya terjebak dalam antrean panjang di wilayah Hutan Cekik sekitar pukul 09.00 Wita. Hingga pukul 15.00 Wita, mereka masih belum berhasil memasuki kapal feri.

"Sudah sekitar 6 jam antre, belum juga masuk kapal," keluh Abiansyah. "Kami baru berangkat karena libur proyek baru dari kemarin, jadi berangkat dini hari. Perjalanan dari timur (Denpasar) lancar. Terjebak antre di Hutan Cekik."

Ridwan, seorang pemudik yang mengendarai sepeda motor, juga mengalami nasib serupa. Ia harus mengantre selama sekitar dua jam di area buffer zone sebelum akhirnya mencapai Pelabuhan Gilimanuk.

"Dua jam kira-kira antre tadi. Kami tetap mengikuti arahan saja dari terminal kargo hingga sampai di pelabuhan," ujarnya.

Kondisi di Lapangan

Dari pantauan di lapangan, antrean kendaraan terlihat membludak di area parkir kargo Pelabuhan Gilimanuk, yang difungsikan sebagai buffer zone untuk menampung para pemudik. Antrean juga mengular di jalur utama Denpasar-Gilimanuk, dengan ekor antrean mencapai Hutan Cekik, sekitar empat kilometer dari pelabuhan.

Kondisi ini menyebabkan gangguan lalu lintas yang signifikan dan memadati gang-gang di sekitar pemukiman warga. Ribuan kendaraan yang mengantre merupakan pemudik yang telah menunggu sejak pagi hari.

Lonjakan Arus Mudik dan Antisipasi Pihak Berwenang

Data dari PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menunjukkan bahwa sejak 21 hingga 24 Maret 2025, sebanyak 256.174 orang telah meninggalkan Pulau Bali. Selain itu, tercatat 44.834 kendaraan pribadi, yang terdiri dari 20.125 mobil dan 43.801 motor, telah menyeberang ke Pulau Jawa.

"Situasi hari ini terjadi peningkatan arus cukup tinggi, sebelumnya hanya belasan ribu, tetapi sejak Selasa sudah tercatat 21 ribu kendaraan yang keluar Bali," ungkap Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto.

Untuk mengatasi kepadatan, dermaga LCM memberlakukan sistem bongkar muat penumpang yang lebih cepat. Kapal-kapal tersebut hanya mengangkut kendaraan yang akan menuju Pulau Jawa dari Pulau Bali.

Pihak berwenang memperkirakan puncak arus mudik masih akan terjadi hingga Kamis (27/3/2025) dan Jumat (28/3/2025). Mereka mengimbau seluruh pemudik untuk menyeberang sebelum pelabuhan ditutup menjelang Hari Raya Nyepi.

"Apabila ada pemudik yang tertinggal hingga penutupan pelabuhan, kami telah menyiapkan sejumlah antisipasi. Misalnya, jika pada saat penutupan diberlakukan dan masih ada antrean, kendaraan pemudik dapat dititipkan di Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk dan orangnya menyeberang menuju Pelabuhan Ketapang," jelas Endang.