UGM Pasang Badan, Jokowi Tanggapi Santai Isu Ijazah Palsu yang Kembali Viral

UGM Pasang Badan, Jokowi Tanggapi Santai Isu Ijazah Palsu yang Kembali Viral

Isu mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat di media sosial, memicu reaksi dari berbagai pihak. Isu ini bermula dari perdebatan warganet mengenai jenis font yang digunakan pada ijazah Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu akun media sosial mengunggah pernyataan dari seorang ahli forensik digital yang mengklaim bahwa ijazah tersebut palsu karena menggunakan font Times New Roman yang dianggap baru populer pada tahun 1992.

Menanggapi isu yang kembali viral ini, Presiden Jokowi memberikan tanggapan santai. Ia menyebut isu tersebut sebagai fitnah murahan yang terus diulang-ulang. "Itu ya fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Sudah dari UGM, dulu sudah juga menyampaikan," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/3/2025). Jokowi juga menantang pihak yang meragukan keaslian skripsinya untuk membuktikan tuduhan tersebut.

Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) pun tidak tinggal diam. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyayangkan beredarnya informasi yang dianggap menyesatkan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihak yang meragukan keaslian ijazah seharusnya melakukan perbandingan dengan ijazah dan skripsi mahasiswa lain yang lulus pada tahun yang sama.

Penjelasan UGM Mengenai Isu yang Beredar

Sigit Sunarta memberikan beberapa poin klarifikasi untuk meluruskan informasi yang beredar:

  • Penggunaan Font Times New Roman: Ia menjelaskan bahwa penggunaan font serupa sudah lazim digunakan oleh mahasiswa untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan skripsi di tempat percetakan di sekitar kampus UGM pada masa itu. Ia menyebutkan beberapa percetakan yang menyediakan jasa tersebut.
  • Proses Pembuatan Skripsi: Sigit menjelaskan bahwa sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi memang dicetak di percetakan, tetapi seluruh isi skripsi yang terdiri dari 91 halaman tetap menggunakan mesin tik.
  • Nomor Seri Ijazah: Mengenai nomor seri ijazah Jokowi yang diklaim tidak menggunakan klaster tertentu, Sigit menjelaskan bahwa pada masa itu Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dalam sistem penomoran ijazah dan belum ada aturan seragam dari universitas. Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas.

UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi

Sigit kembali menegaskan bahwa tuduhan yang dilayangkan tidak berdasar dan merugikan. Ia memastikan bahwa Jokowi memang pernah berkuliah di UGM, aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, menyelesaikan skripsi, dan memperoleh ijazah secara sah. Ia juga menyayangkan tindakan seorang dosen yang seharusnya memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, justru menyampaikan informasi yang menyesatkan.

Dengan pernyataan resmi dari UGM dan tanggapan santai dari Presiden Jokowi, diharapkan isu mengenai keaslian ijazah ini tidak lagi menjadi polemik yang berkepanjangan.

Kesimpulan

Kasus ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya di media sosial. UGM telah memberikan klarifikasi yang komprehensif mengenai isu yang beredar, dan Presiden Jokowi telah menanggapinya dengan tenang. Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta mengedepankan fakta dan data yang akurat.