Rekonstruksi Pembunuhan Driver Ojol di Bekasi: Pengkhianatan Teman Masa Kecil Berujung Maut
Rekonstruksi Pembunuhan Driver Ojol di Bekasi: Pengkhianatan Teman Masa Kecil Berujung Maut
Bekasi, Jawa Barat - Kasus pembunuhan tragis Muhammad Arif Widodo alias Abib (43), seorang pengemudi ojek online (ojol), memasuki babak baru. Pihak kepolisian menggelar rekonstruksi kejadian perkara di depan halaman Direskrimsus Polda Metro Jaya, Kamis (27/3/2025), untuk mengungkap secara detail kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh teman masa kecil korban, Herdi Jatnika (39).
Rekonstruksi yang dimulai pukul 13.20 WIB itu dipimpin langsung oleh penyidik kepolisian. Herdi, sang pelaku, dihadirkan untuk memerankan kembali adegan demi adegan yang mengarah pada hilangnya nyawa Abib. Adegan pertama dimulai saat Herdi mengirimkan pesan WhatsApp kepada Abib, memohon izin untuk menginap di rumahnya. Korban yang berhati mulia, tanpa curiga sedikit pun, mengizinkan teman lamanya untuk menumpang.
Pesan singkat itu menjadi awal dari rangkaian peristiwa yang mengerikan. Dalam rekonstruksi diperagakan bagaimana Abib menerima pesan tersebut dan membalasnya dengan mempersilakan Herdi datang. Herdi kemudian tiba di rumah Abib. Dalam rekonstruksi, penyidik membacakan dialog saat Herdi tiba dan melihat kondisi rumah Abib yang berantakan.
"Tapi kondisi rumah masih berantakan," kata Abib saat menjawab pesan Herdi dalam rekonstruksi yang dibacakan penyidik.
Adegan selanjutnya menggambarkan bagaimana keduanya tidur saling membelakangi. Kemudian, Herdi bangun dan pergi ke toilet. Di sanalah, niat jahat mulai tumbuh di benaknya saat melihat sebuah balok kayu. Penyidik pun mencecar Herdi mengenai posisi balok tersebut.
"Posisi baloknya di dekat toilet?" tanya penyidik saat proses rekonstruksi.
"Sebelum," jawab Herdi.
"Ruang dapur dekat toilet?" tanya penyidik.
"Iya," jawab Herdi.
Motif Pembunuhan: Ekonomi dan Pengkhianatan
Terungkap bahwa Herdi, yang berprofesi sebagai sekuriti di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur, telah menumpang tinggal di rumah Abib selama 11 hari, sejak 17 Februari 2025. Korban, yang bekerja sebagai pengemudi ojol, dengan senang hati menampung teman lamanya itu tanpa mengetahui niat buruk yang tersembunyi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena tergiur dengan harta benda milik Abib. Pelaku ingin menguasai sepeda motor, uang, dan telepon genggam milik korban.
"Sehingga timbul niat pelaku untuk mengambil motor, uang, dan HP milik korban," ucapnya.
Pada dini hari yang nahas, Jumat (28/2/2025), sekitar pukul 05.30 WIB, Herdi terbangun dan melihat Abib masih tertidur pulas. Saat itulah, setan dalam dirinya merasuk. Ia kemudian pergi ke dapur dan mengambil sebatang kayu. Tanpa ampun, Herdi memukulkan kayu tersebut ke kepala bagian belakang Abib berkali-kali.
"Pelaku dengan menggunakan sebatang kayu itu memukul kepala belakang korban bagian kanan bertubi-tubi sebanyak enam kali hingga mengeluarkan darah dan selanjutnya pelaku memukul satu kali pada bagian kanan perut korban," kata Ade Ary.
Akibat serangan brutal itu, Abib tewas di tempat kejadian. Herdi kemudian melarikan diri dengan membawa barang-barang berharga milik korban.
Daftar Fakta Kunci:
- Korban dan pelaku adalah teman SD.
- Pelaku menumpang di rumah korban selama 11 hari.
- Motif pembunuhan adalah ekonomi.
- Pelaku memukul korban dengan balok kayu saat korban tertidur.
- Rekonstruksi digelar untuk memperjelas kronologi kejadian.
Kasus ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya berhati-hati dalam mempercayai orang lain, bahkan teman lama sekalipun. Pengkhianatan Herdi terhadap Abib, yang telah berbaik hati menampungnya, menjadi luka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat korban.