Polemik THR Ojol: Menaker Soroti Kinerja Pengemudi di Tengah Keluhan Bonus Minim

Polemik THR Ojol: Menaker Soroti Kinerja Pengemudi di Tengah Keluhan Bonus Minim

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Polemik terkait Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek online (ojol) kembali mencuat ke permukaan. Keluhan mengenai besaran THR yang dinilai tidak sesuai harapan, khususnya di kalangan pengemudi dengan pendapatan rendah, mendapat tanggapan dari Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli.

Menaker Yassierli menjelaskan bahwa besaran THR yang diterima pengemudi ojol sangat bergantung pada kinerja masing-masing individu. Ia mencontohkan, pengemudi yang produktif dan memiliki catatan kinerja yang baik berpotensi mendapatkan THR hingga Rp 900.000. Pernyataan ini disampaikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada [Tanggal Kejadian Berita].

"THR yang diberikan mempertimbangkan kinerja dan produktivitas pengemudi. Ada pengemudi yang menerima hingga Rp 900.000 karena kinerjanya baik," ujar Yassierli.

Meski demikian, Yassierli mengakui adanya laporan mengenai keluhan dari pengemudi ojol terkait nominal THR yang minim. Ia berjanji akan segera mengadakan pertemuan dengan pihak aplikator untuk membahas permasalahan ini lebih lanjut. Pertemuan ini bertujuan mencari solusi yang adil dan proporsional bagi seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa poin penting yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi:

  • Transparansi perhitungan THR.
  • Kriteria penilaian kinerja yang jelas dan terukur.
  • Mekanisme penyampaian keluhan dan penyelesaian sengketa.

Kasus yang mencuat di Kabupaten Lebak, Banten, menjadi contoh nyata dari kekecewaan pengemudi ojol. Ade (38), seorang pengemudi ojol, mengungkapkan keterkejutannya saat menerima notifikasi THR sebesar Rp 50.000 dari aplikasi Gojek. Nominal ini jauh di bawah ekspektasinya, mengingat kontribusi yang telah ia berikan selama ini.

"Saya sangat terkejut dan kecewa dengan besaran THR yang saya terima. Jumlahnya sangat jauh dari harapan," kata Ade.

Kondisi yang dialami Ade juga dirasakan oleh sejumlah pengemudi ojol lainnya di Lebak. Mereka berharap perusahaan aplikator dapat lebih memperhatikan kesejahteraan pengemudi, mengingat peran penting mereka dalam ekosistem transportasi online.

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk terus mengawasi dan memastikan hak-hak pekerja, termasuk pengemudi ojol, terpenuhi. Dialog konstruktif antara pemerintah, perusahaan aplikator, dan perwakilan pengemudi diharapkan dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan memberikan keadilan bagi semua pihak. Ke depan, diharapkan ada regulasi yang lebih jelas dan komprehensif terkait dengan hak dan kewajiban pengemudi ojol, termasuk dalam hal pemberian THR. Dengan demikian, polemik serupa dapat dihindari dan tercipta hubungan industrial yang harmonis antara pengemudi dan perusahaan aplikator.