Kisah Imam Masjid Indonesia di AS: Terkejut dengan Penerimaan Positif dan Kebebasan Beragama
Pengalaman Tak Terduga Imam Masjid Indonesia di Amerika Serikat
Abdul Rasul Amin, seorang pemuda Indonesia yang kini mengemban amanah sebagai imam masjid di Amerika Serikat, berbagi pengalamannya yang jauh berbeda dari ekspektasi awal. Sempat diliputi kekhawatiran akan rasisme dan diskriminasi terhadap komunitas Muslim, Rasul justru menemukan penerimaan dan penghargaan yang luar biasa.
Sejak tahun 2025, Rasul telah aktif menjalankan tugasnya di Islamic Center of Scranton. Ia mengaku terkejut mendapati realitas kehidupan Muslim di Amerika Serikat sangat kontras dengan pemberitaan yang seringkali ia lihat di media.
"Saya cukup shock karena ternyata berbeda dengan yang diberitakan. Di media sering digambarkan Muslim mengalami diskriminasi dan seolah-olah itu sering terjadi. Padahal, ketika saya berada di AS, saya melihat langsung bahwa komunitas Islam di sini sangat besar dan dinamis," ungkap Rasul melalui pesan singkat.
Penghargaan dan Kebebasan Beragama yang Mengejutkan
Rasul menuturkan bahwa Muslim di Amerika Serikat sangat dihormati dan memiliki peran aktif dalam berbagai aspek kehidupan. Ia menambahkan bahwa salah satu komunitas Muslim terbesar justru berada di New York City.
"Muslim di sini sangat dipandang, sangat aktif, sangat baik dan positif. Fakta yang tidak banyak orang tahu adalah komunitas Muslim terbesar ada di New York," jelasnya.
Selama tiga tahun tinggal di Amerika Serikat, Rasul mengaku belum pernah menyaksikan secara langsung tindakan diskriminasi terhadap Muslim. Ia mengamati bahwa masyarakat Amerika menjunjung tinggi prinsip kebebasan beragama.
"Prinsip orang Amerika itu, selama kita tidak mengganggu, mereka juga tidak akan mengganggu," kata Rasul.
Ia memberikan contoh konkret, ketika seorang Muslim melaksanakan shalat di ruang publik yang tidak mengganggu, tidak ada yang akan mengganggu. Bahkan, jika ada yang mencoba mengganggu, polisi dan warga sekitar akan turun tangan membela. Hal ini menunjukkan betapa besar rasa hormat mereka terhadap Muslim dan kebebasan beragama.
Ketertarikan pada Islam dan Pengalaman Membimbing Mualaf
Salah satu hal yang paling membuat Rasul terkesan adalah ketertarikan masyarakat Amerika terhadap ajaran Islam. Bahkan, di bulan Ramadhan tahun ini, ia telah membimbing sekitar sepuluh orang untuk mengucapkan syahadat dan memeluk Islam.
"Alhamdulillah, bulan ini saya membimbing kurang lebih 10 orang untuk bersyahadat," ujarnya dengan rasa syukur.
Kerinduan untuk Kembali ke Tanah Air
Meski merasa nyaman dan betah berdakwah di Amerika Serikat, Rasul tetap menyimpan kerinduan untuk kembali ke Indonesia, tanah kelahirannya. Ia memiliki cita-cita besar untuk berkontribusi dan meraih kesuksesan di Makassar.
"Betah, tapi tidak mau tinggal di sini selamanya. Saya punya cita-cita besar mau sukses di Indonesia, di tanah Makassar. Insya Allah saya akan terus berdakwah di mana pun Allah takdirkan. Semoga Allah selalu membimbing saya untuk selalu mengingatkan orang lain kepada kebaikan. Semoga ke depannya saya diberikan kesempatan untuk memperluas jangkauan dakwah dan manfaat yang lebih besar," pungkas Rasul.
- Pengalaman Rasul Amin sebagai imam masjid di AS memberikan perspektif baru tentang kehidupan Muslim di negara tersebut.
- Penerimaan positif dan kebebasan beragama menjadi faktor penting yang membuatnya terkesan.
- Kisah ini juga menyoroti ketertarikan masyarakat Amerika terhadap Islam dan peran dakwah yang dijalankan oleh Rasul.