Evaluasi Swiss Open 2025: Dejan Ferdinansyah Ungkap Kendala Kurangnya Intensitas Latihan Bersama Siti Fadia
Evaluasi Swiss Open 2025: Dejan Ferdinansyah Ungkap Kendala Kurangnya Intensitas Latihan Bersama Siti Fadia
Pasangan ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, tengah melakukan evaluasi mendalam terkait penampilan mereka di Swiss Open 2025. Turnamen yang berlangsung beberapa waktu lalu tersebut, sayangnya, tidak membuahkan hasil yang menggembirakan bagi keduanya. Dejan secara terbuka mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi performa mereka adalah kurangnya intensitas latihan bersama.
Dejan mengakui bahwa persiapan menuju Swiss Open 2025 tidak ideal. Selepas Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu Campuran, intensitas latihan mereka berdua sebagai pasangan ganda campuran menurun drastis. Hal ini berdampak signifikan pada kekompakan dan pemahaman pola permainan di lapangan. Dejan merasa bahwa mereka lebih banyak meraba-raba strategi dan posisi, alih-alih fokus sepenuhnya pada permainan.
"Memang dari hasil Swiss kemarin kurang baik ya dari hasil dan main tak sesuai harapan," ujar Dejan saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung. "Karena kita bermain cukup baik di pertandingan sebelumnya tapi di Swiss kemarin saya merasa kami enggak dapat pola mainnya."
Kurangnya jam terbang latihan bersama membuat Dejan dan Fadia kesulitan untuk menemukan ritme permainan terbaik mereka. Dalam pertandingan babak 32 besar Swiss Open 2025, mereka harus mengakui keunggulan pasangan Thailand, Dechapol Puavanarukroh/Supissara Paewsampran, dengan skor telak 9-21, 7-21.
Dampak Kurangnya Latihan Bersama
Dejan menjelaskan lebih lanjut bahwa absennya latihan bersama setelah Kejuaraan Asia Beregu Campuran sangat terasa. Ia menyebutkan bahwa perlu adanya penyesuaian kembali antara dirinya dan Fadia, terutama dalam hal posisi dan kecepatan permainan.
"Jadi memang pengaruh juga tak berlatih satu bulan dan musuhnya bukan yang biasa karena kualitasnya bagus. Jadi saya rasa kemarin itu kami banyak meraba-raba soal pola dan posisinya, bukan malah fokus ke mainnya sehingga jadi tak sesuai harapan. Karena mainnya malah tak tahu mau gimana," ungkap Dejan.
Fadia pun merasakan hal yang sama. Ia mengakui bahwa dirinya merasa kagok di lapangan, terutama dalam menyesuaikan diri dengan tempo permainan ganda campuran yang lebih cepat dibandingkan ganda putri.
Solusi dan Langkah ke Depan
Menyadari adanya kendala tersebut, Dejan dan Fadia telah berdiskusi untuk mencari solusi. Mereka berencana untuk meningkatkan intensitas latihan bersama, terutama dalam program game dan pola-pola permainan.
"Tapi selepas main (di Swiss Open) kami ngobrol dan Fadia juga bilang kalau dia merasa kagok. Mungkin kagok dari posisinya karena mixed lebih cepat ya dibandingkan ganda putri."
"Jadi kami ngobrol seperti apa, nyamannya seperti apa. Mungkin pas program game atau pola-pola gitu, kami latihan bareng. Tapi saat latihan individu ya sudah tak apa-apa dia (latihan) di ganda putri. Kalau di game saya minta dua atau tiga kali seminggu, akhirnya kami mau dicoba seperti itu," lanjutnya.
Dejan menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Ia menyadari bahwa lawan-lawan mereka juga terus berkembang, sehingga mereka pun harus terus meningkatkan kemampuan dan variasi permainan.
"Ke depan kami juga harus lebih improve ya karena pasti semua mempelajari permainan musuh, jadi kami juga harus lebih improve dan latihan. Jadi pola permainannya harus lebih pintar. Maksudnya polanya seperti ini, tapi kadang di lapangan lebih berubah, jadi harus lebih siap saja sih. Antisipasinya lebih ke individu agar lebih semangat lagi," pungkas Dejan.
Dengan evaluasi yang mendalam dan komitmen untuk meningkatkan intensitas latihan bersama, Dejan dan Fadia berharap dapat kembali menunjukkan performa terbaik mereka di turnamen-turnamen mendatang.
Berikut poin-poin penting yang menjadi fokus perbaikan:
- Intensitas Latihan: Meningkatkan frekuensi dan kualitas latihan bersama sebagai pasangan.
- Pola Permainan: Mengembangkan variasi pola permainan yang lebih adaptif dan sulit ditebak.
- Komunikasi: Memperkuat komunikasi dan pemahaman di lapangan.
- Kondisi Fisik dan Mental: Meningkatkan kondisi fisik dan mental secara individu.