Kobaran Api Ancam Warisan Budaya Korea Selatan: Karhutla Terburuk dalam Sejarah Negara Melanda
Kobaran Api Ancam Warisan Budaya Korea Selatan: Karhutla Terburuk dalam Sejarah Negara Melanda
Korea Selatan tengah berjuang melawan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terburuk dalam sejarahnya. Api yang berkobar dengan cepat telah menghancurkan puluhan ribu hektar lahan dan mengancam situs-situs warisan dunia UNESCO yang tak ternilai harganya. Bencana ini telah menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang meluas, memicu upaya pemadaman kebakaran besar-besaran di seluruh negeri.
Skala Kebakaran yang Mencengangkan
Pihak berwenang Korea Selatan menggambarkan karhutla ini sebagai yang terburuk yang pernah tercatat. Pusat tanggap bencana melaporkan bahwa sejak Jumat lalu, lebih dari 35.810 hektar (88.488 are) lahan di wilayah tenggara telah hangus dilalap api. Kebakaran ini, yang bermula di daerah Uiseong, kini telah menjadi kebakaran hutan tunggal terbesar dalam sejarah Korea Selatan, melampaui kebakaran dahsyat seluas 24.000 hektar yang terjadi pada Maret 2000.
Korban Jiwa dan Kerusakan Properti
Tragedi ini telah merenggut nyawa sedikitnya 27 orang, termasuk seorang pilot helikopter pemadam kebakaran yang gugur dalam tugas. Selain itu, ratusan bangunan telah terbakar atau rusak parah, menambah kesengsaraan bagi masyarakat yang terkena dampak. Kerugian material akibat kebakaran ini diperkirakan akan sangat besar.
Ancaman Terhadap Warisan Budaya
Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari kebakaran ini adalah ancamannya terhadap situs-situs warisan dunia UNESCO yang berharga. Tim pemadam kebakaran saat ini berjuang keras untuk melindungi Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan di kota Andong. Kedua situs ini merupakan simbol penting dari sejarah dan budaya Korea.
- Desa Hahoe: Desa rakyat yang indah ini terkenal dengan rumah-rumah tradisional Korea beratap jerami yang terpelihara dengan baik. Desa ini menawarkan gambaran sekilas tentang kehidupan di Korea pada masa lalu dan merupakan tujuan wisata populer.
- Akademi Konfusianisme Byeongsan: Akademi ini didirikan lebih dari 450 tahun yang lalu dan berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan pengajaran Konfusianisme. Akademi ini menyimpan koleksi artefak dan dokumen bersejarah yang tak ternilai harganya.
Jika api berhasil menyeberangi aliran sungai yang mengalir di sekitar situs-situs ini, konsekuensinya bisa sangat dahsyat. Kehilangan warisan budaya ini akan menjadi pukulan telak bagi Korea Selatan dan dunia.
Kehilangan Situs Bersejarah Lainnya
Sayangnya, beberapa situs bersejarah lainnya telah menderita kerusakan akibat kebakaran tersebut. Kuil Gounsa di Uiseong, yang dibangun pada tahun 681, sebagian besar telah hancur. Deungwoon, kepala Kuil Gounsa, menyatakan kesedihannya atas hilangnya bangunan dan sisa-sisa peninggalan biksu Buddha selama lebih dari 1.300 tahun.
Upaya Pemadaman Kebakaran
Pihak berwenang Korea Selatan telah mengerahkan semua sumber daya yang tersedia untuk memadamkan api. Ratusan petugas pemadam kebakaran, helikopter, dan peralatan lainnya dikerahkan ke lokasi kebakaran. Namun, upaya pemadaman kebakaran terhambat oleh angin kencang dan medan yang sulit.
Dampak dan Upaya Pemulihan
Karhutla ini telah menyebabkan kerusakan ekologis dan ekonomi yang signifikan. Selain hilangnya hutan dan lahan pertanian, kebakaran tersebut juga berdampak negatif terhadap kualitas udara dan sumber daya air. Pemerintah Korea Selatan telah menjanjikan dukungan keuangan dan sumber daya lainnya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pulih dari bencana ini. Upaya pemulihan diharapkan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Pertanyaan yang Belum Terjawab
Bencana karhutla ini menimbulkan pertanyaan penting tentang pencegahan kebakaran hutan dan kesiapsiagaan di Korea Selatan. Perlu dilakukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan penyebab kebakaran dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.