Menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, arus mudik semakin terasa. Jutaan masyarakat Indonesia berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan momen kebersamaan dengan keluarga tercinta. Salah satu pemudik yang memiliki kisah menarik adalah Lia (35), seorang ibu yang memilih moda transportasi kereta cepat Whoosh untuk mudik ke Bandung.

Lia tidak mudik sendirian. Ia membawa serta kedua orang tuanya yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Pertimbangan Lia memilih Whoosh bukan tanpa alasan. Perjalanan panjang dari Malang ke Jakarta telah melelahkan kedua orang tuanya. Dengan Whoosh, waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi jauh lebih singkat, sehingga mengurangi beban perjalanan bagi orang tua.

"Naik Whoosh biar cepet, kalau mobilan pasti ibu bapak cape, dari Malang udah keretaan lama, jadi ke Bandung maunya cepat gitu," ujar Lia, menggambarkan alasannya memilih kereta cepat saat ditemui di Stasiun Halim.

Tradisi mudik bagi Lia bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung. Ini adalah momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antara kedua keluarga besarnya. Lia mengungkapkan bahwa ia rutin mengajak orang tuanya mudik ke rumah mertuanya di Bandung. Sebaliknya, orang tua suaminya pun terkadang ikut berkunjung ke Malang untuk bertemu dengan keluarga Lia.

Momen Lebaran juga menjadi ajang bertukar oleh-oleh antara keluarga. Lia membawa sejumlah tas besar berisi oleh-oleh khas Malang untuk keluarga di Bandung. Ia menuturkan bahwa tradisi ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran keluarganya.

"Ada juga oleh-oleh dari ibu bapak, dari Malang, buat dibawa ke Bandung. Nanti kan biasanya dari Bandung juga dibawain oleh-oleh buat dibawa ke Malang, jadi lebaran momen tukeran oleh-oleh juga hahaha," kata Lia dengan senyum sumringah.

Kisah Lia ini menjadi cerminan bagaimana tradisi mudik di Indonesia tidak hanya tentang perjalanan fisik, tetapi juga tentang membangun kebersamaan, mempererat hubungan keluarga, dan berbagi kebahagiaan. Semangat kebersamaan dan tradisi saling berbagi inilah yang menjadikan momen Lebaran begitu istimewa.

Tradisi Tukar Oleh-Oleh: Simbol Kebersamaan dan Kekayaan Budaya

Tradisi bertukar oleh-oleh saat Lebaran memiliki makna yang mendalam. Lebih dari sekadar pemberian barang, oleh-oleh menjadi simbol perhatian, kasih sayang, dan kebersamaan. Setiap daerah memiliki oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal.

Oleh-oleh dari Malang, misalnya, bisa berupa keripik tempe, apel Malang, atau pia. Sementara oleh-oleh dari Bandung bisa berupa brownies kukus, batagor, atau mochi. Pertukaran oleh-oleh ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya dan cita rasa dari berbagai daerah di Indonesia.

Tradisi tukar oleh-oleh juga menjadi pengingat akan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Di tengah kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan modern, momen Lebaran menjadi kesempatan untuk kembali menjalin hubungan yang erat dengan keluarga dan kerabat.

Tips Mudik Aman dan Nyaman dengan Kereta Cepat Whoosh

Bagi Anda yang memilih kereta cepat Whoosh sebagai moda transportasi mudik, berikut beberapa tips agar perjalanan Anda aman dan nyaman:

• Pesan Tiket Jauh-Jauh Hari: Hindari kehabisan tiket dengan memesan tiket jauh-jauh hari, terutama jika Anda mudik pada puncak arus mudik.
• Datang Lebih Awal: Datanglah ke stasiun lebih awal untuk menghindari antrean panjang dan memastikan Anda tidak ketinggalan kereta.
• Bawa Barang Secukupnya: Batasi jumlah barang bawaan agar tidak merepotkan selama perjalanan.
• Jaga Barang Bawaan: Selalu awasi barang bawaan Anda dan jangan tinggalkan tanpa pengawasan.
• Jaga Kesehatan: Istirahat yang cukup sebelum perjalanan dan bawa obat-obatan pribadi jika diperlukan.
• Ikuti Protokol Kesehatan: Patuhi protokol kesehatan yang berlaku untuk mencegah penyebaran penyakit.
• Nikmati Perjalanan: Manfaatkan waktu perjalanan untuk bersantai, membaca buku, atau menikmati pemandangan.

Dengan persiapan yang matang, perjalanan mudik Anda dengan kereta cepat Whoosh akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.