Polisi Imbau Pemudik Hindari Jalur Alternatif Kamojang-Cijapati: Rawan Kecelakaan dan Minim Penerangan

Peringatan Bagi Pemudik: Hindari Jalur Kamojang-Cijapati Saat Mudik Lebaran

Menjelang arus mudik Lebaran, pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik, khususnya menuju Garut dan sekitarnya, untuk tidak menggunakan jalur alternatif Kamojang dan Cijapati. Imbauan ini dikeluarkan karena kedua jalur tersebut dinilai memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, terutama dari segi keselamatan.

Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Danu Raditya Atmadja, secara tegas menyatakan bahwa jalur Kamojang dan Cijapati tidak direkomendasikan bagi pemudik. Alasan utamanya adalah kondisi jalan yang memiliki kontur menanjak dan menurun curam, minimnya rambu lalu lintas, serta penerangan jalan yang sangat kurang. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan, terutama bagi pengendara yang belum familiar dengan medan.

"Jalur alternatif seperti Kamojang dan Cijapati tidak kami rekomendasikan karena kontur jalan rawan, rawannya terjadi kecelakaan dan di situ juga kurang rambu dan penerangan jalan," ujar Kompol Danu.

Kondisi Jalur Kamojang dan Cijapati:

Kedua jalur alternatif ini memang menawarkan pemandangan alam yang indah, seperti Jembatan Cukang Monteng di Kamojang. Namun, keindahan ini tidak sebanding dengan risiko yang harus dihadapi oleh pengendara. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Kontur Jalan: Jalur didominasi tanjakan dan turunan curam yang menguras tenaga kendaraan dan membutuhkan keahlian mengemudi yang mumpuni.
  • Penerangan: Minimnya penerangan jalan membuat jalur ini sangat berbahaya dilalui pada malam hari.
  • Rambu Lalu Lintas: Jumlah rambu lalu lintas yang kurang memadai dapat membingungkan pengendara, terutama yang baru pertama kali melintas.
  • Fasilitas Umum: Ketersediaan bengkel dan SPBU sangat terbatas di sepanjang jalur ini.
  • Kabut: Pada sore dan malam hari, kabut seringkali turun di beberapa titik, mengurangi jarak pandang.

Pengalaman Pengguna Jalur Alternatif:

Beberapa pengendara yang sudah terbiasa dengan jalur Kamojang, seperti Erwin dan Rudi, mengaku memilih jalur ini untuk memangkas waktu perjalanan. Mereka telah hafal medan dan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melintas. Namun, mereka juga mengakui bahwa jalur ini membutuhkan kewaspadaan ekstra.

"Sudah biasa, mau mudik atau balik lagi ke kota, suka jalan ini," kata Erwin, warga Cibalong Garut.

Rudi, warga Cipatujah, Tasikmalaya, juga menambahkan, "Kalau jalan sini enak, yang penting jalan lancar, hati-hati intinya."

Imbauan Keselamatan:

Pihak kepolisian terus melakukan imbauan keselamatan lalu lintas kepada para pemudik yang melintasi jalur alternatif tersebut. Mereka menyarankan agar pemudik yang belum familiar dengan jalur Kamojang dan Cijapati untuk tidak nekat menggunakan aplikasi peta sebagai penunjuk arah.

"Kami lakukan imbauan melalui Unit Kamsel kepada pemudik yang melintasi jalur alternatif tersebut," jelas Kompol Danu.

Alternatif yang Lebih Aman:

Bagi pemudik yang hendak menuju Garut dan sekitarnya, disarankan untuk menggunakan jalur utama Bandung-Garut via Cileunyi-Nagreg, meskipun mungkin akan lebih padat. Jalur utama memiliki fasilitas yang lebih lengkap, penerangan yang memadai, dan pengawasan dari pihak kepolisian.

Keselamatan pemudik adalah prioritas utama. Oleh karena itu, hindari jalur alternatif yang berpotensi membahayakan diri dan keluarga. Utamakan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan mudik.

Persiapan Kendaraan dan Diri:

Jika terpaksa harus melewati jalur Kamojang dan Cijapati, pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Periksa sistem pengereman, kondisi ban, dan pastikan bahan bakar terisi penuh. Selain itu, pengemudi juga harus dalam kondisi fit dan tidak mengantuk. Istirahatlah secara berkala jika merasa lelah.

Dengan persiapan yang matang dan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan perjalanan mudik dapat berjalan lancar dan selamat sampai tujuan.