Prancis dan Inggris Menggagas 'Pasukan Penjamin Keamanan' untuk Ukraina: Upaya Eropa Redam Agresi Rusia
Inisiatif Prancis-Inggris untuk Stabilitas Ukraina: Rincian dan Implikasi
Pasca pertemuan penting di Paris yang melibatkan sekitar 30 pemimpin Eropa dan NATO, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana ambisius untuk membentuk sebuah 'pasukan penjamin keamanan' yang terdiri dari kontingen dari berbagai negara Eropa. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan stabilitas dan mencegah eskalasi konflik di Ukraina, terutama jika kesepakatan damai yang berkelanjutan dapat dicapai.
Pembentukan Pasukan Penjamin Keamanan: Detail dan Tujuan
Detail spesifik mengenai skema ini masih dalam tahap perencanaan, namun diharapkan akan lebih konkret dalam beberapa minggu mendatang. Pejabat pertahanan Inggris dan Prancis dijadwalkan untuk melakukan kunjungan ke Ukraina guna menilai secara langsung kebutuhan pasukan keamanan di lapangan. Macron menekankan bahwa pasukan ini tidak akan berfungsi sebagai pasukan penjaga perdamaian atau menggantikan tentara Ukraina, melainkan sebagai elemen pencegah untuk menghalangi agresi Rusia lebih lanjut.
Macron mengungkapkan bahwa inisiatif ini belum mendapatkan dukungan bulat dari semua sekutu Eropa Ukraina. Beberapa negara mungkin tidak memiliki kapasitas yang memadai, sementara yang lain menolak karena pertimbangan politik internal. Meskipun demikian, Prancis dan Inggris telah bekerja sama secara intensif dalam beberapa minggu terakhir untuk mewujudkan konsep pasukan penjamin keamanan ini.
Motivasi di Balik Inisiatif: Kekhawatiran Eropa dan Respons Terhadap AS
Salah satu pendorong utama inisiatif ini adalah kekhawatiran di kalangan pejabat Eropa mengenai potensi keberanian Vladimir Putin untuk meningkatkan agresi terhadap Ukraina atau bahkan negara-negara Eropa lainnya, terutama jika Rusia mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya dari kesepakatan damai. Kekhawatiran ini diperkuat oleh langkah Amerika Serikat yang membuka pembicaraan bilateral dengan Moskow dan sempat menangguhkan bantuan militer ke Ukraina.
Langkah AS ini memicu kekhawatiran di Eropa bahwa Washington mungkin bersedia untuk menengahi kesepakatan damai yang merugikan kepentingan Ukraina. Para pemimpin Eropa menegaskan bahwa sanksi terhadap Rusia harus tetap berlaku selama Rusia terus melakukan agresi.
Upaya Eropa untuk Mandiri dalam Pertahanan
Inisiatif Prancis-Inggris ini juga mencerminkan upaya yang lebih luas di Eropa untuk meningkatkan kemandirian dalam bidang pertahanan dan mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Uni Eropa telah berkomitmen untuk meningkatkan investasi pertahanan secara signifikan. Hal ini didorong oleh sikap yang lebih keras dari AS terhadap Ukraina dan Eropa di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Tantangan dan Perspektif
Rafael Loss dari European Council on Foreign Relations (ECFR) memperkirakan bahwa pasukan penjamin keamanan dapat berjumlah antara 15.000 hingga 20.000 tentara. Namun, ia menekankan pentingnya mencapai "kesepakatan yang kuat untuk menghentikan pertempuran" sebelum mengerahkan pasukan tersebut. Loss juga memperingatkan bahwa kehadiran pasukan Eropa di Ukraina akan membawa risiko dan potensi eskalasi konflik.
Putin telah berulang kali menentang kehadiran pasukan NATO di Ukraina. Selain Inggris dan Prancis, negara-negara Nordik dan Baltik telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam inisiatif ini. Posisi Jerman masih belum jelas, sementara negara-negara selatan seperti Italia dan Spanyol cenderung lebih skeptis.
Amerika Serikat telah menyatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam misi ini. Beberapa pihak berpendapat bahwa dukungan AS sangat penting untuk keberhasilan misi ini, sementara yang lain menyerukan agar misi ini berada di bawah mandat PBB. Namun, mengingat hak veto Rusia di Dewan Keamanan PBB, hal ini tampaknya sulit untuk diwujudkan.
Macron menegaskan bahwa Eropa harus siap bertindak sendiri, "Kita harus berharap yang terbaik, tetapi bersiap untuk yang terburuk."
Starmer menekankan bahwa Eropa harus siap untuk menjalankan kesepakatan damai dan bekerja sama untuk memastikan keamanan Ukraina. Loss dari ECFR berpendapat bahwa inisiatif ini juga merupakan pesan yang ditujukan kepada AS dan Kyiv, yang menunjukkan komitmen Eropa dalam percakapan ini.
Negara-negara Potensial Kontributor
Berikut daftar negara-negara yang berpotensi berkontribusi pada pasukan penjamin keamanan:
- Inggris
- Prancis
- Negara-negara Nordik (contoh: Norwegia, Swedia, Denmark, Finlandia, Islandia)
- Negara-negara Baltik (contoh: Estonia, Latvia, Lithuania)
- Jerman (belum pasti)
Ringkasan
Inisiatif Prancis-Inggris untuk membentuk 'pasukan penjamin keamanan' di Ukraina merupakan upaya signifikan untuk menstabilkan negara tersebut dan mencegah agresi Rusia lebih lanjut. Meskipun masih banyak detail yang perlu diselesaikan dan tantangan yang harus diatasi, inisiatif ini menunjukkan komitmen Eropa untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam keamanan regional dan mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat.