Kepastian Idul Fitri 1446 H: Sidang Isbat Pemerintah Jadi Penentu, Muhammadiyah Tetapkan 31 Maret
Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1446 H: Pemerintah Gelar Sidang Isbat, Muhammadiyah Umumkan Hasil Hisab
Menjelang penghujung bulan Ramadan 1446 Hijriah, umat Muslim di Indonesia menantikan kepastian mengenai jatuhnya Hari Raya Idul Fitri. Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Syawal. Sidang isbat ini menjadi mekanisme resmi yang digunakan pemerintah untuk menentukan tanggal penting dalam kalender Islam.
Proses Sidang Isbat Kemenag
Sidang isbat akan dilaksanakan pada hari ke-29 Ramadan, bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2025. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan yang meliputi:
- Seminar Posisi Hilal: Paparan mengenai posisi hilal berdasarkan data hisab atau perhitungan astronomi. Narasumber berasal dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), tim hisab Kemenag, serta perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam.
- Pemantauan Hilal (Rukyatul Hilal): Tim rukyat akan diterjunkan ke berbagai lokasi di seluruh Indonesia untuk melakukan pemantauan hilal secara langsung. Hasil pengamatan ini akan menjadi salah satu pertimbangan penting dalam penentuan awal Syawal.
- Sidang Isbat Tertutup: Pemerintah, dalam hal ini Kemenag, akan menggelar sidang isbat secara tertutup untuk membahas hasil hisab dan rukyatul hilal.
- Konferensi Pers: Hasil sidang isbat akan diumumkan secara resmi melalui konferensi pers yang dijadwalkan pada pukul 18.45 WIB.
Kriteria MABIMS dan Data Astronomi
Pemerintah dalam penentuan awal Syawal menggunakan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Kriteria ini menetapkan bahwa imkanur rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal) terpenuhi apabila hilal berada pada ketinggian minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memberikan informasi mengenai prakiraan hilal. Berdasarkan data BMKG, pada tanggal 29 Maret 2025, posisi hilal saat Matahari terbenam masih berada di bawah ufuk, dengan ketinggian antara -3,29° di Merauke, Papua sampai -1,07° di Sabang, Aceh. Namun, pada tanggal 30 Maret 2025, posisi hilal sudah berada di atas ufuk, dengan ketinggian antara 7,96° di Merauke, Papua sampai 11,48° di Sabang, Aceh.
Pengumuman Muhammadiyah
Berbeda dengan pemerintah yang masih menunggu hasil sidang isbat, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang menunjukkan bahwa pada saat Matahari terbenam tanggal 29 Maret 2025, hilal belum wujud di seluruh wilayah Indonesia.
Antisipasi dan Harapan
Dengan adanya perbedaan potensi tanggal jatuhnya Idul Fitri, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi dari pemerintah. Hasil sidang isbat diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh umat Muslim di Indonesia dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 H dengan penuh khidmat dan kebersamaan.
Pemerintah terus berupaya untuk menyelaraskan perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah. Dialog dan koordinasi dengan berbagai ormas Islam terus dilakukan untuk mencapai kesepahaman bersama demi persatuan umat.