Gempa Myanmar Picu Tragedi di Bangkok: Gedung Pencakar Langit Runtuh, Puluhan Pekerja Terjebak
Gempa Dahsyat Guncang Bangkok, Gedung Pencakar Langit Rata dengan Tanah
Bangkok, Thailand, dilanda tragedi setelah sebuah gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap pembangunan runtuh akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 yang berpusat di Myanmar. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) ini menyebabkan puluhan pekerja terjebak di bawah reruntuhan, dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga yang menantikan kabar orang-orang terkasih mereka.
Gempa yang mengguncang Bangkok pada pukul 13.20 waktu setempat, meratakan gedung 30 lantai tersebut hanya dalam hitungan detik. Saksi mata, seorang pekerja konstruksi bernama Khin Aung, menuturkan bagaimana ia menyaksikan sendiri kehancuran itu tepat setelah menyelesaikan sif kerjanya. Aung, yang saat itu sedang mengambil air, melihat saudara laki-lakinya memasuki gedung untuk memulai sifnya. Tak lama kemudian, getaran dahsyat mengguncang dan gedung itu lenyap dalam awan debu.
"Ketika saya keluar, saya melihat debu di mana-mana dan saya berlari menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh. Saya menelepon saudara laki-laki dan teman-teman saya melalui panggilan video, tetapi hanya satu yang mengangkat telepon. Namun, saya tidak dapat melihat wajahnya dan saya mendengar dia berlari. Pada saat itu seluruh gedung berguncang, tetapi ketika saya meneleponnya, saya kehilangan panggilan dan gedung runtuh," ujarnya dengan nada putus asa.
Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu, Keluarga Menanti dalam Kecemasan
Pihak berwenang memperkirakan sekitar 100 pekerja terjebak di antara puing-puing dan reruntuhan logam. Tim penyelamat terus berupaya melakukan pencarian yang rumit, berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat tanpa memicu keruntuhan lebih lanjut. Hingga saat ini, lima orang telah dikonfirmasi tewas, namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Di lokasi kejadian, anggota keluarga korban berkumpul dengan cemas, menantikan kabar dari orang-orang yang mereka cintai. Banyak dari pekerja berasal dari Myanmar, dan kerabat mereka berdatangan dari berbagai tempat dengan harapan mendapatkan informasi. Khin Aung dan saudara laki-lakinya telah bekerja di Bangkok selama enam bulan.
"Saya mendengar mereka mengirim 20 pekerja ke rumah sakit tetapi saya tidak tahu siapa mereka dan teman-teman serta saudara laki-laki saya ada di antara mereka. Saya berharap saudara laki-laki dan teman-teman saya ada di rumah sakit. Jika mereka ada di rumah sakit, saya punya harapan. Jika mereka berada di bawah gedung ini, tidak ada harapan bagi mereka untuk selamat," ungkap Aung.
Chanpen Kaewnoi (39), seorang wanita Thailand, juga tampak cemas menanti kabar dari ibu dan saudara perempuannya yang berada di dalam gedung saat kejadian. "Rekan kerja saya menelepon dan mengatakan dia tidak dapat menemukan ibu atau saudara perempuan saya. Saya pikir ibu mungkin terpeleset dan mungkin saudara perempuan saya tetap tinggal untuk membantunya. Saya ingin melihat mereka, saya harap saya dapat menemukan mereka. Saya harap mereka tidak hilang. Saya masih memiliki harapan, 50 persen," tuturnya kepada AFP.
Dampak Gempa Meluas, Korban Meninggal Terus Bertambah
Tragedi ini menyoroti pesatnya pembangunan di Bangkok, di mana gedung-gedung lama terus dirobohkan untuk digantikan oleh gedung pencakar langit baru. Pembangunan ini banyak bergantung pada tenaga kerja migran, terutama dari Myanmar.
Gempa bumi yang berpusat di Myanmar tidak hanya berdampak pada Thailand, tetapi juga menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang signifikan di negara asalnya. Sejauh ini, korban tewas di Myanmar telah mencapai 1.002 jiwa, sementara di Thailand setidaknya delapan orang meninggal dunia akibat runtuhnya gedung di Bangkok.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya standar keselamatan konstruksi yang ketat, terutama di daerah yang rawan gempa. Pemerintah Thailand diharapkan dapat melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyebab runtuhnya gedung dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.