Penantian Lebaran di Ternate Berlanjut: Hilal Belum Tampak, Umat Islam di Maluku Utara akan Menyempurnakan Ibadah Puasa
Ternate, Maluku Utara – Umat Islam di Ternate dan sekitarnya harus menunda sejenak euforia menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Pemantauan hilal yang dilakukan pada Sabtu (29/3/2025) di Observatori Hilal Stasiun Geofisika Ternate menunjukkan hasil nihil. Hilal, sebagai penanda pergantian bulan Ramadan ke bulan Syawal, belum terlihat hingga waktu yang ditentukan.
Tim pemantau hilal yang terdiri dari perwakilan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Maluku Utara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ternate, serta sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Maluku Utara, bekerja keras melakukan observasi dari gedung Observatori Hilal yang berlokasi di Kelurahan Afe Taduma. Namun, hingga pukul 18.38 WIT, harapan untuk melihat sabit muda itu pupus. Cahaya mentari yang masih terpancar menjadi satu-satunya pemandangan yang tertangkap oleh alat-alat observasi.
Ketua Tim Hisab Rukyat dan Tanda Waktu, M. Tauhid Soleman, menjelaskan bahwa hasil pengamatan ini akan segera dilaporkan kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Agama, sebagai bahan pertimbangan dalam sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah. Sidang isbat ini merupakan forum penting untuk menetapkan secara resmi kapan Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan di seluruh Indonesia.
“Berdasarkan hasil yang ada, besar kemungkinan umat Islam di wilayah Ternate dan sekitarnya akan melanjutkan ibadah puasa Ramadan hingga 30 hari penuh,” ujar M. Tauhid Soleman.
Kepala Kanwil Kemenag Maluku Utara, Amar Manaf, mengamini pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa posisi bulan yang masih berada pada minus 2,38 derajat pada sore hari ini mengindikasikan bahwa hari Minggu (30/3/2025) masih termasuk dalam bulan Ramadan. Kondisi ini secara matematis mempersulit penampakan hilal.
"Jika melihat posisi hilal, sampai sore tadi minus 2,38, itu artinya besok itu masih ada bulan ramadhan," jelas Amar.
Meski demikian, Amar Manaf menekankan bahwa keputusan final tetap berada di tangan pemerintah pusat melalui sidang isbat. Ia berharap agar hasil sidang isbat nanti dapat diterima oleh seluruh umat Islam di Indonesia. Lebih lanjut, Amar Manaf juga menyampaikan harapannya agar perayaan Idul Fitri tahun ini dapat dilaksanakan secara serentak antara pemerintah dan organisasi masyarakat Islam seperti Muhammadiyah.
"Namun, apa pun hasilnya kita tetap menunggu hasil sidang isbat pemerintah pusat," tegasnya.
Seperti diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah ini seringkali terjadi dan diharapkan tidak mengurangi esensi dari ibadah dan perayaan Idul Fitri.
"Di mana teman-teman Muhammadiyah telah menjatuhkan 1 Syawal pada 31 Maret 2025," pungkasnya.
Berikut poin-poin penting dari berita ini:
- Pemantauan hilal di Ternate pada Sabtu, 29 Maret 2025, tidak berhasil melihat hilal.
- Hasil ini akan dilaporkan ke pemerintah pusat untuk sidang isbat.
- Kemungkinan besar umat Islam di Ternate akan menyempurnakan puasa Ramadan menjadi 30 hari.
- Kepala Kanwil Kemenag Maluku Utara berharap penetapan 1 Syawal dapat dilakukan serentak antara pemerintah dan Muhammadiyah.