Lonjakan Serapan Beras Bulog: Momentum Kemandirian Pangan Berkat Sinergi Pertanian

Bulog Catat Rekor Serapan Beras: Indikasi Positif Ketahanan Pangan Nasional

Perum Bulog mencatatkan kinerja gemilang dalam tiga bulan pertama tahun 2025, dengan lonjakan serapan beras dari petani yang mencapai angka fantastis. Hingga akhir Maret 2025, Bulog berhasil menyerap 725.513 ton beras, sebuah pencapaian tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan sebesar 2.000 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, di mana serapan hanya mencapai sekitar 35.000 ton. Bahkan, capaian triwulan ini hampir menyamai target serapan tahunan di masa lalu, yang biasanya membutuhkan waktu satu tahun penuh.

Pengamat politik Hendri Satrio menilai bahwa lonjakan serapan ini merupakan bukti nyata dari keberhasilan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membawa perubahan positif di sektor pertanian. Menurutnya, Mentan Amran memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan petani dan mampu mengambil langkah-langkah konkret di lapangan.

"Dalam waktu singkat, kita bisa melihat dampak dari tangan dingin Amran Sulaiman. Serapan Bulog melonjak, produksi beras meningkat, mafia pangan ditindak, dan efisiensi anggaran memberikan hasil maksimal. Jargon ‘tidak ada hari libur di Kementerian Pertanian (Kementan) untuk swasembada’ tak sekadar slogan, tapi benar-benar dijalankan," ujar Hensa.

Capaian ini dianggap sebagai kado istimewa menjelang Lebaran bagi masyarakat Indonesia dan menjadi sinyal positif menuju kemandirian pangan. Namun, Hendri Satrio mengingatkan pemerintah untuk tidak terlena dengan pencapaian ini, mengingat tantangan ke depan masih besar, terutama terkait faktor cuaca.

Data dan Fakta:

  • Serapan gabah hingga 28 Maret 2025 mencapai 725.513 ton setara beras, meningkat 2.243,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (30.964 ton).
  • Peningkatan serapan gabah mencapai 1.970,53 persen dibandingkan tahun lalu (35.040 ton).
  • Rata-rata serapan tahunan dari 2015 hingga 2024 adalah 152.082 ton.
  • BPS mencatat lonjakan produksi beras nasional pada Januari-Maret 2025 sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, mencapai 8,67 juta ton dengan potensi luas panen 2,83 juta hektare.
  • Produksi beras selama Januari-April 2025 diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, mencapai 13,95 juta ton, meningkat 25,99 persen atau 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Kenaikan HPP gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram dan penghapusan rafaksi juga berkontribusi pada peningkatan serapan.

Sinergi dan Kolaborasi:

Peningkatan serapan gabah petani tidak lepas dari kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang mencapai Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan ini disertai dengan penghapusan rafaksi, memastikan bahwa gabah dibeli dalam kondisi apapun. Selain itu, komunikasi yang baik antara pemerintah dan petani, serta koordinasi yang efektif, memungkinkan Bulog untuk menyerap hasil panen secara optimal, didukung oleh tambahan anggaran sebesar Rp 16,6 triliun.

Kementan, di bawah kepemimpinan Mentan Amran, memainkan peran krusial dalam meningkatkan produksi beras, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor. Kolaborasi antar kementerian dan lembaga, termasuk penyuluh pertanian lapangan (PPL), juga menjadi kunci keberhasilan.

Program Pompanisasi dan Efisiensi Anggaran:

Kementan mampu bekerja taktis dalam menerjemahkan arahan Presiden Prabowo untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani. Salah satu faktor utama yang menopang lonjakan produksi beras adalah program pompanisasi, yang mengatasi masalah pertanian di musim kemarau. Kebijakan refocusing anggaran untuk pompanisasi meningkatkan produksi padi sebesar 1,49 juta ton dengan nilai ekonomi Rp 17,89 triliun selama Agustus–Desember 2024.

Program pompanisasi melibatkan alokasi 62.378 unit pompa alsintan dan 9.904 unit irigasi perpompaan ke berbagai sentra produksi padi, memastikan produksi tetap berjalan meskipun menghadapi cuaca ekstrem.

Pemberantasan Mafia Pangan:

Selain strategi produksi dan distribusi, Mentan Amran dikenal tegas dalam memberantas mafia pangan, termasuk penindakan kasus pupuk palsu, pengendalian distribusi Minyakita, dan pengawasan harga gabah langsung di lapangan.

Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, menekankan bahwa Mentan Amran memberikan dorongan besar bagi Bulog dalam menyerap gabah petani, bahkan sering menanyakan langsung informasi harga gabah di lapangan. Kementan juga menerapkan kebijakan hulu ke hilir, termasuk penyediaan pupuk tepat waktu, pembangunan irigasi modern, peningkatan produksi benih unggul, optimalisasi alsintan, serta Program Oplah.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Kementan semakin optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang kuat, memastikan produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.