Alternatif Gaya Lebaran: Generasi Muda Semarang Berburu Busana Thrift untuk Tampil Trendi dengan Harga Terjangkau

Tren Thrift Lebaran di Kalangan Anak Muda Semarang

Lebaran, sebuah perayaan identik dengan tradisi membeli pakaian baru, kini menemukan interpretasi berbeda di kalangan generasi muda Semarang. Alih-alih berbelanja di pusat perbelanjaan modern, banyak anak muda yang justru memadati pasar thrift atau pasar baju bekas, berburu pakaian berkualitas dengan harga yang jauh lebih bersahabat.

Fenomena ini terlihat jelas di Lokaria Market Lebaran Sale yang diadakan di Auditorium Imam Barjo, Undip, Pleburan, Kota Semarang. Ratusan anak muda memadati puluhan stand fesyen yang menawarkan beragam pilihan, mulai dari baju kasual, crewneck, kemeja, celana panjang, jeans, jaket, sepatu, hingga aksesoris seperti topi.

Daya Tarik Thrift Bagi Generasi Muda

Alasan utama mengapa thrift begitu digemari adalah harga yang terjangkau, terutama bagi kalangan mahasiswa. Irfan, salah seorang pengunjung Lokaria Market, mengungkapkan bahwa ia memilih membeli kemeja putih di pasar thrift karena harganya lebih murah dibandingkan membeli baru, namun kualitas bahannya tetap terjaga.

"Beli kemeja putih, di sini harganya lebih terjangkau. Kualitas bahannya juga masih bagus," ujar Irfan.

Bagi Irfan, tampil keren saat Lebaran tidak harus selalu dengan pakaian baru. Yang terpenting adalah pakaian tersebut masih layak pakai dan berkualitas baik. Ia juga menambahkan bahwa dengan berbelanja thrift, ia bisa mendapatkan pakaian dengan harga di bawah Rp 200.000, sebuah angka yang sangat ramah di kantong mahasiswa.

Galih, pengunjung lain, juga sependapat dengan Irfan. Ia datang ke Lokaria Market untuk mencari kemeja dan sepatu untuk dikenakan saat Lebaran. Ia menilai bahwa harga-harga di pasar thrift sangat terjangkau dan sesuai dengan budget mahasiswa.

"Saya dapet kemeja di harga Rp100.000, lumayan lah murah," kata Galih.

Selain harga yang murah, Galih juga menyoroti daya tarik lain dari pasar thrift, yaitu suasana yang meriah dengan berbagai stand pernak-pernik dan hiburan musik. Hal ini membuat pengalaman berbelanja thrift menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Pasar Thrift Sebagai Wadah Ekspresi Fesyen di Semarang

Jessica, salah satu penjual di Lokaria Market Lebaran Sale, mengungkapkan bahwa pasar thrift merupakan acara yang sangat dinanti oleh anak muda Semarang. Ia melihat bahwa minat terhadap thrift di Kota Semarang terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Biasanya orang-orang lebih nyari ke model bajunya, terus yang kedua pasti karena murah. Lalu ada yang nyari brand-nya," tutur Jessica.

Perkembangan ini, menurut Jessica, membuat anak muda semakin pandai dan selektif dalam memilih pakaian. Mereka menjadi lebih jeli dalam menilai kualitas bahan, mencari toko thrift yang terpercaya, dan memahami berbagai merek fashion.

Menjelang Lebaran, Jessica menambahkan bahwa banyak anak muda yang mencari kemeja, celana jeans, kemeja basic, hingga pakaian vintage ala Korea. Pasar thrift juga menjadi surga bagi para pecinta fashion dengan gaya yang unik dan berbeda.

Kesimpulan

Tren thrift Lebaran di kalangan generasi muda Semarang menunjukkan pergeseran paradigma dalam memaknai perayaan hari raya. Alih-alih terpaku pada tradisi membeli pakaian baru, mereka memilih untuk berburu pakaian bekas berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus mengekspresikan gaya fashion mereka yang unik dan anti-mainstream. Pasar thrift tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga wadah untuk berkumpul, berkreasi, dan merayakan keberagaman fashion di kalangan anak muda Semarang.