Meneladani Rasulullah: Amalan Sunah Idul Fitri yang Perlu Diketahui Generasi Muda
Meraih Berkah Idul Fitri: Amalan Sunah yang Dianjurkan bagi Umat Muslim
Idul Fitri, hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan, merupakan momen yang penuh berkah dan kebahagiaan. Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Pada hari yang istimewa ini, umat Islam diharamkan untuk berpuasa dan disunahkan untuk melaksanakan serangkaian amalan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Salat Idul Fitri, sebagai salah satu ibadah utama di hari raya ini, telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sejak tahun kedua Hijriyah (624 Masehi). Namun, selain salat Id, terdapat berbagai amalan sunah lainnya yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebelum dan sesudah salat Id yang dapat menjadi teladan bagi umat Islam, khususnya generasi muda.
Berikut adalah amalan-amalan sunah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum dan sesudah salat Idul Fitri, sebagaimana yang bersumber dari berbagai sumber terpercaya:
Amalan Sunah Sebelum Salat Idul Fitri
-
Mengumandangkan Takbir: Mengumandangkan takbir adalah syiar penting dalam merayakan Idul Fitri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 185:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
Artinya: "Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 185)
Takbir dapat dikumandangkan mulai dari malam setelah magrib, sebelum salat Idul Fitri, dan saat menuju tempat salat Id. Perlu diingat bahwa takbir Idul Fitri tidak dikumandangkan setelah salat selesai, berbeda dengan Idul Adha. Takbir dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti rumah, jalanan, masjid, atau tempat lainnya, dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam 1 Syawal hingga takbiratul ihram imam salat Id bagi yang berjamaah.
Contoh bacaan takbir:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu. Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu. Mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa a'azza jundahu wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya. Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.
-
Mandi dan Menyucikan Diri: Sebelum melaksanakan salat Id, disunahkan untuk mandi dan menyucikan diri. Hal ini sebagai bentuk persiapan diri dalam menghadap Allah SWT. Jangan lupa untuk berwudhu sebelum berangkat ke tempat salat Id, karena wudhu merupakan syarat sahnya salat.
-
Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias: Meskipun tidak ada kewajiban untuk memakai baju baru, umat Muslim dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik dan berhias diri saat Idul Fitri. Berhias dapat dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, dan memakai wewangian. Bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batasan-batasan syariat, seperti tidak membuka aurat dan tidak mempertontonkan penampilan yang dapat menarik perhatian lawan jenis yang bukan mahram. Dianjurkan untuk mengenakan pakaian berwarna putih, namun jika ada pakaian lain yang lebih bagus, pakaian tersebutlah yang sebaiknya dikenakan.
-
Makan Sebelum Salat Id: Sebelum melaksanakan salat Id, umat Muslim dianjurkan untuk makan terlebih dahulu. Hal ini menjadi pembeda antara salat Idul Fitri dan Idul Adha. Makan di pagi hari menandakan bahwa umat Islam telah menyelesaikan ibadah puasa Ramadan. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
"Rasulullahﷺ biasa berangkat Salat Id pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Salat Id baru beliau menyantap hasil qurbannya."
Amalan Sunah Sesudah Salat Idul Fitri
-
Pulang dengan Jalur Berbeda: Setelah menunaikan salat Idul Fitri, Rasulullah SAW memilih rute jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat salat. Hal ini dimaksudkan agar dapat bertemu dengan lebih banyak orang dan mempererat tali silaturahmi. Berangkat menuju tempat salat Id juga dianjurkan untuk berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat salat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki".
-
Mendatangi Tempat Keramaian: Pada suatu hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW menemani Aisyah RA menyaksikan pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada larangan untuk menikmati hiburan yang positif dan tidak melanggar syariat di hari raya.
-
Mengunjungi Rumah Kerabat (Silaturahmi): Tradisi mengunjungi rumah kerabat atau silaturahmi saat Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah SAW akan mengunjungi para sahabatnya, begitu pula sebaliknya. Kesempatan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan saling mendoakan kebaikan.
-
Tahniah (Memberi Ucapan Selamat): Sebagai momen berbagi kebahagiaan, umat Islam disunahkan untuk saling memberikan ucapan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat Idul Fitri. Beberapa contoh ucapan selamat yang dapat diucapkan antara lain: "taqabbala allâhu minnâ wa minkum", "kullu 'âmin wa antum bi khair", "selamat hari raya Idul Fitri", "minal aidin wa al-faizin", "mohon maaf lahir batin", dan lain sebagainya.
Dengan meneladani amalan-amalan sunah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, diharapkan umat Islam dapat meraih keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki di hari raya Idul Fitri. Selamat Hari Raya Idul Fitri!