Akademi Film Minta Maaf atas Sikap Awal Terkait Penahanan Sutradara 'No Other Land' oleh Israel

Akademi Film Minta Maaf atas Sikap Awal Terkait Penahanan Sutradara 'No Other Land' oleh Israel

Los Angeles, CA - Akademi Seni dan Ilmu Pengetahuan Film (AMPAS), penyelenggara ajang penghargaan Oscar, telah menyampaikan permohonan maaf atas respons awal mereka terhadap penahanan Hamdan Ballal, salah satu sutradara film dokumenter pemenang Oscar, 'No Other Land'. Ballal ditangkap dan dilaporkan mengalami kekerasan oleh pasukan Israel di Tepi Barat.

Pernyataan permohonan maaf ini ditandatangani oleh CEO Akademi, Bill Kramer, dan Presiden Janet Yang, muncul setelah gelombang kritik yang ditujukan kepada organisasi tersebut. Banyak pihak, termasuk tokoh-tokoh terkemuka di industri film Hollywood, menilai pernyataan awal Akademi tidak cukup menunjukkan empati dan dukungan terhadap Ballal.

Kritik Terhadap Pernyataan Awal

Pernyataan awal Akademi, yang dirilis pada Rabu, 26 Maret 2025, hanya menyinggung laporan kekerasan yang dialami Ballal terkait dengan ekspresi artistiknya. Pernyataan tersebut gagal menyebutkan nama Ballal secara eksplisit dan tidak secara tegas mengutuk tindakan kekerasan tersebut. Hal ini memicu kecaman dari ratusan anggota Akademi, terutama dari cabang film dokumenter, yang merasa bahwa pernyataan tersebut tidak mewakili nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi tersebut.

Permohonan Maaf dan Penegasan Dukungan

Dalam pernyataan permohonan maafnya, Akademi mengakui kegagalan mereka dalam memberikan dukungan yang memadai kepada Ballal. Mereka menyatakan:

"Kami dengan tulus meminta maaf kepada Tuan Ballal dan semua seniman yang merasa tidak didukung oleh pernyataan kami sebelumnya, dan ingin menegaskan bahwa Akademi mengutuk kekerasan seperti ini di mana pun di dunia."

Akademi juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kebebasan berbicara dan menolak segala bentuk penindasan. Mereka menyatakan:

"Kami membenci penindasan kebebasan berbicara dalam keadaan apa pun."

Kronologi Kejadian

Penangkapan Ballal terjadi di desa Susiya, Tepi Barat, kampung halamannya. Menurut Yuval Abraham, sutradara Israel yang juga terlibat dalam pembuatan 'No Other Land', Ballal diserang oleh sekelompok pemukim Israel sebelum ditahan oleh militer Israel. Abraham mengklaim bahwa Ballal dibebaskan keesokan harinya, tetapi mengalami luka-luka di kepala dan perut.

Reaksi dari Anggota Akademi

Setelah insiden tersebut, sekitar 690 anggota Akademi mengeluarkan pernyataan tandingan yang mengecam keras serangan dan penahanan Ballal. Aktor Mark Ruffalo turut membagikan pernyataan ini di media sosialnya, meningkatkan kesadaran publik tentang masalah ini.

Dampak Insiden

Insiden ini telah memicu perdebatan yang lebih luas tentang kebebasan berekspresi bagi para sineas, terutama mereka yang mengangkat isu-isu sensitif dan kontroversial. Kasus Ballal juga menyoroti tantangan yang dihadapi para pembuat film yang bekerja di wilayah konflik.

'No Other Land': Film yang Mengangkat Isu Kompleks

'No Other Land' adalah film dokumenter yang mengeksplorasi kehidupan di Tepi Barat yang diduduki Israel. Film ini telah menerima pujian kritis dan memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Oscar untuk film dokumenter fitur terbaik. Kemenangan film ini telah membawa perhatian global pada konflik Israel-Palestina dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

Kesimpulan

Permohonan maaf dari Akademi Film menunjukkan pengakuan atas kesalahan dalam respons awal mereka terhadap penahanan Hamdan Ballal. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan terhadap kebebasan berekspresi para seniman dan perlindungan terhadap mereka yang menghadapi ancaman dan kekerasan karena karya mereka.