Avanza Terlibat Kecelakaan di Tol Trans Jawa: Diduga Akibat Penggunaan Bahu Jalan untuk Menyalip
Kecelakaan di Tol Trans Jawa: Avanza Diduga Picu Tabrakan Akibat Menyalip di Bahu Jalan
Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas Tol Trans Jawa pada tanggal 27 Maret 2025, melibatkan sebuah mobil MPV berwarna putih. Kecelakaan ini diduga kuat dipicu oleh tindakan pengemudi mobil Avanza tersebut yang menggunakan bahu jalan untuk menyalip kendaraan lain dengan kecepatan tinggi.
Rekaman video dari dashcam sebuah kendaraan lain yang beredar luas di media sosial menunjukkan kronologi kejadian. Dalam video tersebut, kondisi jalan tampak basah akibat hujan.
Sebelum insiden terjadi, terlihat dua mobil melaju di bahu jalan. Mobil pertama, sebuah Innova berwarna hitam, mencoba mendahului sebuah bus merah dari sisi kiri. Tak lama kemudian, sebuah Avanza putih mengikuti dari belakang dengan jarak yang cukup dekat. Situasi berubah kritis ketika sebuah mobil berwarna kuning terlihat berhenti di bahu jalan.
Innova hitam berhasil menghindari mobil yang berhenti tersebut, namun Avanza putih terlihat melakukan pengereman mendadak. Pengemudi Avanza juga berusaha menghindari tabrakan dengan membanting setir ke kanan, namun di sisi kanan terdapat sebuah bus. Tabrakan tak terhindarkan. Avanza putih menabrak mobil kuning yang berhenti di bahu jalan. Akibat benturan tersebut, mobil kuning terdorong hingga ke area rerumputan di sisi kiri jalan tol. Sementara itu, Avanza putih oleng dan hampir bertabrakan dengan kendaraan lain yang berada di lajur 1, 2, dan 3.
Bahu Jalan Bukan untuk Menyalip
Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya penggunaan bahu jalan tidak sesuai peruntukannya. Bahu jalan seharusnya hanya digunakan dalam keadaan darurat, bukan untuk menyalip kendaraan lain, apalagi dengan kecepatan tinggi. Praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, menegaskan bahwa bahu jalan diperuntukkan bagi kendaraan yang mengalami keadaan darurat, seperti mogok atau kerusakan.
"Bahu jalan itu seharusnya untuk darurat, yang kecepatannya rendah atau berhenti dan bukan untuk mendahului. Jika ada mobil yang rusak/mogok berhentinya pasti di bahu jalan, memang harusnya relatif lebih kosong. Kalau maksa lewat bahu jalan dengan konsep mendahului (kecepatannya tinggi) ketemu dengan mobil yang statis atau berhenti, maka bisa dibayangkan benturannya," jelas Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).
Penggunaan bahu jalan untuk menyalip sangat berisiko karena adanya potensi kendaraan yang berhenti dalam kondisi darurat. Hal ini dapat menyebabkan benturan keras dan berakibat fatal. Oleh karena itu, pengemudi diimbau untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas dan menggunakan bahu jalan hanya dalam keadaan darurat demi keselamatan bersama.