Meluruskan Mitos Tangisan Ahli Kubur di Hari Raya: Esensi Takbir dalam Islam

Mitos Tangisan Ahli Kubur Saat Lebaran: Fakta dan Makna Takbir

Masyarakat Indonesia menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita, ditandai dengan lantunan takbir yang menggema di seluruh penjuru negeri. Takbir, sebagai ungkapan Allahu Akbar, bukan sekadar tradisi, melainkan manifestasi keagungan Allah SWT. Lafaz ini mengingatkan umat Muslim akan kebesaran dan keagungan Sang Pencipta, menjadi simbol penghormatan tertinggi.

Namun, di tengah semarak perayaan, muncul sebuah mitos yang cukup meresahkan sebagian masyarakat, yaitu kepercayaan bahwa ahli kubur menangis saat Lebaran tiba. Mitos ini konon disebabkan oleh kerinduan para almarhum terhadap keluarga yang masih hidup, serta penyesalan karena tidak lagi memiliki kesempatan untuk beramal saleh. Benarkah demikian?

Menelaah Mitos Tangisan Ahli Kubur

Tidak ada satu pun dalil, baik dari Al-Quran maupun hadis, yang membenarkan mitos tersebut. Justru, dalam ajaran Islam, orang yang telah meninggal dunia akan merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkan senantiasa berbuat baik dan menyebut nama Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Abah Sayf Abu Hanifah, Ketua Umum Yayasan Al-Bahjah, dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya.

Menurut Abah Sayf, mayat justru akan merasa senang ketika mendengar lantunan takbir. Tangisan justru muncul ketika keluarga yang ditinggalkan melakukan kemaksiatan. Pendapat ini selaras dengan pandangan Ulama Syafi'iyah, Sayyid Sabiq, yang menyatakan bahwa orang yang telah meninggal dunia dapat mendengar tangisan keluarganya dan mengetahui perbuatan yang mereka lakukan.

Hal ini didasarkan pada sejumlah hadits, salah satunya diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abu Hurairah RA, yang menyatakan bahwa amal perbuatan manusia akan diperlihatkan kepada keluarga yang telah meninggal dunia. Jika amal tersebut baik, mereka akan berbahagia, namun jika buruk, mereka akan merasa sedih dan gelisah.

Makna Takbir dalam Islam

Takbir merupakan syiar Islam yang sangat penting. Mengumandangkan takbir dengan suara keras adalah sunnah, agar orang lain turut serta mengagungkan nama Allah SWT. Dalil mengenai anjuran bertakbir pada malam Idul Fitri terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185, yang artinya: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Lafal takbir yang umum dibaca adalah:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."

Imam Syafii menganjurkan untuk menambahkan zikir-takbir Rasulullah SAW saat di bukit Shafa, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah."

Takbir dikumandangkan mulai dari malam hari raya hingga imam memulai salat Id. Umat Islam dianjurkan untuk bertakbir di masjid, rumah, jalan, maupun saat perjalanan mudik. Bagi laki-laki, disunnahkan untuk mengeraskan suara takbir, sedangkan bagi perempuan, suara takbir harus direndahkan di sekitar laki-laki yang bukan mahram.

Keutamaan Bertakbir

Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan membaca takbir dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya."

Bertakbir merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Dengan mengagungkan nama Allah SWT, umat Islam berharap dapat meraih kemudahan, pahala, berkah, dan rezeki yang tidak terduga. Oleh karena itu, mari kita sambut Hari Raya Idul Fitri dengan memperbanyak takbir, bukan dengan mempercayai mitos yang tidak berdasar.