Indonesia Ulurkan Tangan: Tim Medis dan Bantuan Kemanusiaan Dikerahkan ke Myanmar Pasca Gempa Dahsyat

Indonesia Kirim Tim Medis dan Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Myanmar

Sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim medis dan bantuan logistik ke Myanmar, yang baru-baru ini dilanda gempa bumi dahsyat. Langkah ini merupakan respons cepat terhadap kebutuhan mendesak para korban dan upaya untuk meringankan penderitaan mereka.

Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa tim yang dikirim berjumlah 73 orang, terdiri dari berbagai ahli, termasuk tenaga medis dan personel keamanan. Pelepasan tim bantuan dilakukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa (1/4/2025).

"Keamanan juga ada, sekitar 8 orang. Hari ini tim EMT (Emergency Medical Team) yang paling banyak berangkat, berjumlah 73 orang," ujar Suharyanto kepada wartawan.

Bantuan dari Indonesia tidak berhenti di sini. Pemerintah berencana mengirimkan tim kesehatan tambahan yang terdiri dari 135 orang, termasuk tim delegasi.

"Kamis nanti tim kesehatannya sendiri sudah 135 orang, termasuk tim delegasi. Rinciannya masih bergerak, mungkin ada penambahan 1-2 orang. Semuanya berdasarkan beban kerja," jelas Suharyanto.

Tim kesehatan yang diterjunkan meliputi dokter umum dan spesialis, dengan tujuan memberikan penanganan medis segera kepada para korban luka.

"Kementerian Kesehatan menyiapkan tim EMT yang lengkap, termasuk dokter spesialis, dokter ortopedi, dokter umum, serta obat-obatan. Obat-obatan ini dikumpulkan dari pemerintah dan swasta, dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan," ungkapnya.

Pengiriman bantuan dari Indonesia telah dimulai sejak Senin (31/3) dengan tim pendahulu yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BNPB, dan Baznas.

Logistik yang dikirimkan hari ini diangkut menggunakan tiga pesawat, yaitu dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing. Bantuan tersebut berupa:

  • Shelter (tenda besar dan kecil)
  • Perlengkapan lainnya.

Mabes TNI turut mengumpulkan tenda dan perlengkapan lainnya, sementara Kementerian Pertahanan mengkoordinasikan pengiriman perlengkapan dan logistik, termasuk permakanan dan shelter.

Pemerintah Indonesia telah mengumpulkan informasi mengenai lokasi yang relatif aman untuk pengiriman bantuan, mengingat situasi konflik yang terjadi di Myanmar. Pemerintah Myanmar juga menyambut baik bantuan dari luar negeri.

"Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi, dan kita bisa masuk ke sana. Mereka menerima dengan tangan terbuka karena memang menunggu bantuan dari Indonesia," kata Suharyanto.

Tim dari Indonesia tidak mendarat di Yangon karena jaraknya yang jauh dari pusat bencana. Sebagai gantinya, mereka mendarat di bandara Naypyidaw, di mana tim pendahulu telah berkoordinasi. TNI dan Polri juga telah hadir untuk mengamankan situasi.

"Hasil koordinasi terakhir dengan atase pertahanan, Yangon dan Naypyidaw relatif aman. Biasanya, dalam kondisi bencana, konflik lokal cenderung mereda," pungkasnya.

Misi kemanusiaan ini diharapkan dapat memberikan bantuan signifikan kepada para korban gempa di Myanmar dan mempererat hubungan baik antara kedua negara.