Penantian Panjang Warga Dusun Redo: Impian Listrik Negara Belum Terwujud
Dusun Redo Merindukan Cahaya Listrik
Di tengah kemajuan teknologi dan pembangunan infrastruktur yang pesat di berbagai pelosok negeri, masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum merasakan manfaatnya. Salah satunya adalah warga Dusun Redo, Desa Persiapan Redo, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, mereka masih hidup dalam kegelapan malam, merindukan hadirnya listrik negara.
Kisah pilu ini bermula tiga tahun lalu, ketika harapan mulai tumbuh di benak warga Dusun Redo. Tiang-tiang listrik tegangan rendah (TR) dan kabel-kabel jaringan milik PT PLN (Persero) mulai dipasang di sepanjang jalan dusun. Bukan hanya itu, instalasi listrik di dalam rumah dan pemasangan kWh meter juga telah dilakukan. Warga sangat antusias menyambut datangnya penerangan yang selama ini hanya menjadi impian. Namun, harapan itu kini berubah menjadi kekecewaan mendalam.
Janji yang Belum Terpenuhi
Boni Jemaru, tokoh masyarakat sekaligus RW Dusun Redo, mengungkapkan bahwa dalam sosialisasi awal, PLN meminta warga untuk merelakan pohon-pohon yang berada di dekat jaringan listrik untuk ditebang atau dipangkas. Warga dengan sukarela memenuhi permintaan tersebut, demi terwujudnya impian memiliki listrik. "Warga sudah bersedia agar pohon-pohon dipotong. Intinya listrik negara masuk ke dusun kami. Kami juga sangat rindu dengan kehadiran listrik negara ini," ujarnya.
Sejak tahun 2023, tiang dan kabel PLN telah berdiri kokoh di dusun mereka. Instalasi dan meteran pun telah terpasang di setiap rumah. Namun, hingga kini, aliran listrik tak kunjung menyala. Warga merasa seperti dipermainkan. Mereka telah mengeluarkan biaya untuk instalasi dan meteran, namun hasilnya nihil. "Warga sudah rela ijon uang untuk biaya instalasi dan meteran. Tiga tahun berlalu ini listrik tidak kunjung nyala," keluh Boni.
Saat warga mempertanyakan penyebab keterlambatan penyaluran listrik, pihak PLN beralasan bahwa belum ada gardu yang tersedia. Namun, kini gardu telah dibangun, meteran telah terpasang, tetapi listrik tetap belum mengalir. Kebingungan dan kekecewaan warga semakin memuncak.
Harapan pada Presiden
Dalam keputusasaan mereka, warga Dusun Redo berharap agar Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dapat turun tangan membantu menyelesaikan masalah ini. Mereka memohon agar Presiden dapat mendesak PT PLN untuk segera mengalirkan listrik ke dusun mereka. "Pak Presiden, kami ingin menikmati listrik negara seperti wilayah lain di Indonesia," pinta Boni dengan nada penuh harap. "Mungkin dengan curhat langsung ke Pak Presiden, warga di dusun ini bisa menikmati terang. Karena listrik ini program pemerintah pusat," imbuhnya.
Menanggapi keluhan warga Dusun Redo, Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Barat, Dian Widiana Kuswara, berjanji akan segera melakukan pengecekan ke lapangan. "Kami kroscek dulu dengan rekan-rekan di lapangan ya. Segera kami berkabar kembali," ujarnya.
Semoga saja janji ini bukan sekadar janji manis, dan warga Dusun Redo segera dapat menikmati terang, seperti saudara-saudara mereka di wilayah lain Indonesia. Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa masih ada kesenjangan pembangunan yang perlu diatasi, dan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan akses terhadap infrastruktur dasar seperti listrik.
Daftar keluhan warga:
- Listrik belum masuk desa
- Tiang dan kabel PLN sudah dipasang sejak 2023
- Instalasi dan meteran sudah terpasang di rumah-rumah warga
- Warga sudah membayar biaya instalasi dan meteran
- Alasan PLN: belum ada gardu
- Gardu sudah ada, tetapi listrik belum menyala