Status Waspada Gunung Dukono Ditingkatkan, Pendaki Dilarang Mendekat
Gunung Dukono: Aktivitas Meningkat, Pendakian Ditangguhkan Demi Keselamatan
Aktivitas vulkanik Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Menyikapi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara secara resmi melarang segala bentuk aktivitas pendakian dan mendekati area kawah puncak gunung. Keputusan ini diambil sebagai langkah preventif untuk melindungi keselamatan warga, wisatawan, dan komunitas pendaki.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Utara, Hentje ML Hetharia, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas Gunung Dukono terdeteksi sejak akhir Maret hingga April. Koordinasi intensif telah dilakukan dengan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Mamuya dan Dinas Pariwisata untuk memastikan penangguhan izin pendakian. "Sejak peningkatan aktivitas vulkanik, kami langsung berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api dan Dinas Pariwisata untuk menghentikan sementara izin pendakian," ujarnya.
Imbauan dan Jarak Aman
BPBD Halmahera Utara telah mengeluarkan imbauan tertulis dan memasang rambu peringatan mengenai jarak aman dari puncak gunung. Status Gunung Dukono saat ini berada pada Level II (Waspada), dengan radius aman sejauh empat kilometer dari kawah. Namun, sebaran abu vulkanik dapat mencapai jarak yang lebih jauh, bahkan hingga 15 kilometer dari Kota Tobelo, tergantung pada kondisi angin.
"Kami mengimbau warga dan pendaki untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar kaki gunung dan area puncak. Jarak aman adalah empat kilometer, tetapi sebaran abu bisa lebih luas," tegas Hentje.
Peran Pemerintah Desa
Pemerintah desa yang berada di sekitar Gunung Dukono, terutama yang menjadi jalur masuk pendakian, juga diimbau untuk tidak memberikan izin pendakian. Hal ini penting karena seringkali komunitas pendaki tidak melalui Dinas Pariwisata, melainkan langsung berkoordinasi dengan desa-desa setempat.
"Kami meminta pemerintah desa untuk tidak memberikan izin pendakian, karena seringkali pendaki langsung menuju desa tanpa melalui Dinas Pariwisata," kata Hentje.
Peningkatan Kolom Abu
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Dukono juga ditandai dengan kenaikan tinggi kolom abu. Pada pekan ini, ketinggian kolom abu mencapai 1.900 meter dari puncak gunung, meningkat signifikan dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.
"Tinggi kolom abu meningkat. Beberapa waktu lalu 1.000-1.500 meter, tetapi hari ini mencapai 1.900 meter dari puncak," jelas Hentje.
Arah angin saat ini cenderung ke selatan dan barat daya, sehingga sebaran abu vulkanik belum berdampak langsung pada pemukiman warga. Namun, kondisi ini dapat berubah sewaktu-waktu.
Waspada dan Penggunaan Masker
Warga diimbau untuk tetap waspada dan selalu mengenakan masker, terutama saat beraktivitas di luar rumah. Sebaran abu vulkanik dapat berubah-ubah mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area yang terdampak abu tidak selalu tetap.
"Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan memakai masker, karena sebaran abu vulkanik bisa berubah-ubah," pungkas Hentje.
Dengan penangguhan aktivitas pendakian dan imbauan kewaspadaan, diharapkan risiko yang ditimbulkan akibat peningkatan aktivitas Gunung Dukono dapat diminimalisir. Keselamatan warga dan pengunjung menjadi prioritas utama dalam situasi ini.
Daftar Rekomendasi
- Hindari pendakian Gunung Dukono sampai pemberitahuan lebih lanjut.
- Patuhi imbauan dari BPBD dan pemerintah setempat.
- Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
- Pantau informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Dukono dari sumber yang terpercaya.
- Pemerintah desa yang berada di sekitar Gunung Dukono, terutama yang menjadi jalur masuk pendakian, juga diimbau untuk tidak memberikan izin pendakian.