Evaluasi Gapeka 2025: Efisiensi Waktu Tempuh dan Respons Penumpang KRL
Evaluasi Gapeka 2025: Efisiensi Waktu Tempuh dan Respons Penumpang KRL
Pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) pada 1 Februari 2025, telah membawa sejumlah perubahan signifikan bagi para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Tujuan utama dari implementasi Gapeka 2025 adalah untuk meningkatkan efisiensi perjalanan, memperluas layanan, dan mengakomodasi peningkatan infrastruktur perkeretaapian.
Dampak Gapeka 2025 terhadap Rute dan Waktu Tempuh
Salah satu perubahan paling mencolok adalah penambahan frekuensi perjalanan harian pada jalur-jalur yang padat penumpang seperti Bogor Line, Cikarang Line, dan Rangkasbitung Line. Penambahan ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih besar bagi para komuter dalam mengatur jadwal perjalanan mereka.
- Bogor Line: Peningkatan menjadi 392 perjalanan per hari, bertambah 13 perjalanan.
- Cikarang Line: Penambahan 21 perjalanan.
- Rangkasbitung Line: Penambahan 5 perjalanan.
Selain penambahan frekuensi, Gapeka 2025 juga berhasil memangkas waktu tempuh di beberapa rute utama. Misalnya, rute Bogor–Jakarta Kota dipangkas dari 89 menit menjadi 85 menit, dan rute Rangkasbitung–Tanah Abang dari 107 menit menjadi 98 menit. Pengurangan waktu tempuh ini memberikan keuntungan signifikan bagi para pekerja yang harus berangkat pagi, memberikan mereka waktu tambahan untuk bersiap atau beristirahat.
Perubahan Headway dan Perluasan Layanan
Keluhan terkait waktu tunggu (headway) yang lama juga menjadi perhatian dalam Gapeka 2025. Beberapa lintasan utama mengalami pengurangan headway, seperti Jalur Nambo–Depok (dari 1 jam 27 menit menjadi 1 jam 10 menit), Jatinegara–Manggarai (dari 10 menit menjadi 9 menit), dan Manggarai–Kampung Bandan (dari 8 menit menjadi 7 menit). Penyesuaian ini mempermudah para pengguna yang bergantung pada koneksi antarkereta (transit) untuk melakukan perjalanan dengan lebih lancar.
Tidak hanya di Jabodetabek, Gapeka 2025 juga memberikan dampak positif di Wilayah 8 Surabaya. Stasiun Boharan dan Stasiun Kedinding di Sidoarjo kembali beroperasi, dan pola perjalanan Commuter Line Dhoho serta Penataran disederhanakan. Commuter Line Dhoho melayani rute Surabaya–Kertosono–Blitar–Malang–Surabaya (berlawanan jarum jam), sementara Commuter Line Penataran bergerak sebaliknya (searah jarum jam).
Respons dan Evaluasi dari Pengguna
Implementasi Gapeka 2025 menuai berbagai respons dari masyarakat. Sebagian penumpang menyambut baik perubahan ini, terutama terkait dengan penambahan frekuensi dan pengurangan waktu tempuh. Namun, tidak sedikit pula yang merasa perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan jadwal.
Beberapa pengguna KRL melaporkan bahwa kepadatan di jam sibuk masih menjadi masalah, meskipun jumlah perjalanan telah ditambah. Beberapa pengguna juga mengeluhkan perubahan jadwal yang justru membuat waktu tunggu menjadi lebih lama.
Indonesia Corruption Watch (ICW) bahkan mengajukan permohonan informasi kepada KAI Commuter untuk mendapatkan kejelasan mengenai dasar dan urgensi penerapan Gapeka 2025. Hal ini menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap perubahan kebijakan yang berdampak pada masyarakat.
Adaptasi dan Solusi Alternatif
Mengingat perubahan jadwal yang memerlukan adaptasi, KAI Commuter mengimbau para pengguna untuk selalu mengecek jadwal terbaru melalui aplikasi KRL Access atau situs resmi perusahaan. Pengguna juga disarankan untuk mengatur ulang jam keberangkatan, memanfaatkan moda transportasi penghubung, dan menggunakan metode pembayaran digital untuk mempercepat akses masuk ke stasiun.
Manajer Public Relation KAI Commuter, Leza Arlan, menjelaskan bahwa Gapeka dilaksanakan secara berkala setelah adanya pembangunan dan peningkatan infrastruktur perkeretaapian. Pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan dan kenyamanan pelanggan dengan tetap mengutamakan keselamatan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Gapeka 2025 bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas layanan KRL. Meskipun implementasinya menuai berbagai respons dan memerlukan adaptasi dari para pengguna, perubahan ini diharapkan dapat membuat perjalanan KRL menjadi lebih fleksibel, nyaman, dan efisien bagi semua pihak. Evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan akan terus dilakukan oleh KAI Commuter untuk memastikan bahwa Gapeka 2025 dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.