Kisah Ki Husin: Sang Peramal Kota Tua yang Kebanjiran Rezeki di Libur Lebaran

Kisah Ki Husin: Sang Peramal Kota Tua yang Kebanjiran Rezeki di Libur Lebaran

Suasana libur Lebaran 1446 Hijriah membawa berkah tersendiri bagi Ki Husin, seorang peramal yang membuka lapak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Di tengah hiruk pikuk wisatawan yang menikmati bangunan-bangunan bersejarah, lapak Ki Husin menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung berdatangan, penasaran dengan kemampuan Ki Husin dalam membaca garis tangan dan meramalkan masa depan.

Ki Husin, pria berusia 68 tahun, telah menggeluti dunia ramal selama 26 tahun. Sejak tahun 2014, ia memilih Kota Tua sebagai lokasi untuk menjajakan jasanya. Daya tarik Kota Tua sebagai destinasi wisata populer, terutama saat libur Lebaran, menjadi faktor utama yang mendongkrak popularitas lapaknya. Momen libur Lebaran kali ini membawa peningkatan signifikan dalam jumlah pengunjung yang ingin diramal.

"Ya luar biasa (naik drastis), apalagi di hari libur seperti ini banyak (pengunjung)," ungkap Ki Husin dengan senyum sumringah.

Tarif yang dikenakan Ki Husin untuk sekali membaca garis tangan adalah Rp 20.000. Selain itu, ia juga menawarkan jasa meramal dengan kartu tarot seharga Rp 30.000. Meskipun enggan menyebutkan angka pasti, Ki Husin mengakui bahwa jumlah orang yang ia ramal setiap harinya selama libur Lebaran ini jauh melampaui hari-hari biasa.

Berikut rincian jasa yang ditawarkan Ki Husin:

  • Ramal Garis Tangan: Rp 20.000
  • Ramal Kartu Tarot: Rp 30.000

Di luar musim libur Lebaran, lapak Ki Husin biasanya hanya ramai dikunjungi pada akhir pekan. Bahkan, tak jarang ia harus menghadapi hari-hari sepi tanpa satu pun pelanggan. Namun, Ki Husin tetap bersyukur dan meyakini bahwa rezeki telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Menyadari bahwa profesinya rentan terhadap stigma negatif, Ki Husin memilih untuk tidak terlalu menggubris pandangan orang lain. Ia berpegang pada keyakinan bahwa ramalannya justru dapat menjadi pengingat bagi orang-orang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu berhati-hati dalam bertindak, dan memperbaiki diri sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

"Ini enggak bicara tentang agama. Agama apapun masing-masing kita harus sanjung. Namanya keyakinan," tegas Ki Husin.

Ki Husin berharap agar ramalannya dapat membawa dampak positif bagi kehidupan orang-orang yang ia layani. Ia ingin agar mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bijaksana dalam menghadapi masa depan.

Lapak Ki Husin di Kota Tua bukan hanya sekadar tempat untuk meramal, tetapi juga menjadi ruang bagi orang-orang untuk mencari harapan, inspirasi, dan motivasi dalam menjalani kehidupan.