Wall Street Menguat Jelang Pengumuman Kebijakan Tarif Kontroversial Trump

Wall Street Menguat Jelang Pengumuman Kebijakan Tarif Kontroversial Trump

New York – Bursa saham Wall Street mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan Rabu (2/4/2025), beberapa saat sebelum Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif bea masuk yang baru. Pengumuman ini memicu kekhawatiran global akan potensi perang dagang.

Indeks S&P 500 melonjak 0,67 persen, ditutup pada level 5.670,97. Indeks Nasdaq Composite juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 0,87 persen, mengakhiri sesi di angka 17.601,05. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average, yang terdiri dari 30 saham unggulan, naik 235,36 poin atau 0,56 persen, mencapai level 42.225,32.

Kenaikan saham Tesla sebesar 5,3 persen menjadi sorotan utama pada perdagangan kemarin. Sentimen positif ini dipicu oleh spekulasi bahwa Elon Musk akan mengundurkan diri dari jabatannya, setelah adanya indikasi dari Trump kepada kabinetnya.

Kebijakan tarif baru yang diumumkan Trump menetapkan tarif timbal balik bagi lebih dari 180 negara dan wilayah. Pemerintah AS mengklaim bahwa tarif ini bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri.

Daftar tarif yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa AS akan mengenakan tarif baru kepada berbagai negara dan wilayah, termasuk Uni Eropa. Tarif timbal balik ini bukan satu-satunya tarif yang akan dikenakan AS, tetapi merupakan bagian dari strategi perdagangan yang lebih luas.

Trump mengungkapkan kebijakan tarifnya di White House Rose Garden, dengan menampilkan bagan yang merinci tarif untuk setiap negara. Selain tarif yang tercantum dalam daftar, Trump juga mengenakan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua negara di luar daftar 180 negara tersebut. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan kenaikan tarif dasar jika kapasitas dan produksi manufaktur AS terus mengalami penurunan.

Pengumuman kebijakan tarif Trump telah memicu reaksi negatif di pasar saham Asia Pasifik. Investor khawatir bahwa kebijakan ini akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global dan memicu perang dagang yang berkepanjangan.

Beberapa negara telah mengumumkan potensi dampak kebijakan tarif ini:

  • Australia: Indeks S&P/ASX 200 turun 1,74 persen.
  • Jepang: Indeks Nikkei 225 anjlok 4 persen, diikuti oleh penurunan serupa pada indeks Topix.
  • Korea Selatan: Indeks Kospi turun 2,31 persen saat pembukaan, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 1,92 persen.
  • India: Barang-barang dari India akan dikenakan tarif sebesar 26 persen.
  • Korea Selatan: Barang-barang dari Korea Selatan akan dikenakan tarif sebesar 25 persen.
  • Australia: Barang-barang dari Australia akan dikenakan tarif sebesar 10 persen.

Kebijakan tarif baru Trump ini diperkirakan akan terus mempengaruhi pasar keuangan global dalam beberapa hari dan minggu mendatang, seiring dengan pelaku pasar yang mencoba menilai dampak penuh dari kebijakan tersebut.