Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Wanita: Kenali Tanda-Tanda yang Sering Terabaikan

Penyakit jantung terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, memengaruhi baik pria maupun wanita. Namun, manifestasi serangan jantung pada wanita seringkali berbeda secara signifikan dibandingkan pria, yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Gejala yang Tidak Selalu Muncul:

Serangan jantung sering diasosiasikan dengan nyeri dada yang khas, namun wanita mungkin tidak selalu mengalami gejala klasik ini. Alih-alih, mereka lebih mungkin mengalami serangkaian gejala yang lebih halus dan tidak spesifik, sehingga seringkali diabaikan atau disalahartikan sebagai kondisi lain.

Dr. Sim Hui Wen, seorang ahli kardiologi dari National University Heart Centre, Singapura (NUHCS), menjelaskan bahwa meskipun wanita dapat mengalami gejala yang mirip dengan pria, seperti rasa berat di dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, atau rahang, disertai keringat dingin dan mual, mereka juga lebih mungkin mengalami gejala yang kurang umum. Gejala-gejala ini meliputi:

  • Sesak napas
  • Pusing
  • Gangguan pencernaan (mulas atau nyeri ulu hati)
  • Kecemasan
  • Kelelahan yang tidak biasa atau ekstrem
  • Nyeri leher, rahang, bahu, punggung atas, atau perut bagian atas
  • Nyeri pada salah satu atau kedua lengan
  • Mual atau muntah
  • Berkeringat dingin
  • Sakit kepala

Gejala-gejala ini seringkali muncul saat beristirahat atau bahkan saat tidur, dan dapat dipicu oleh stres emosional.

Mengapa Perbedaan Ini Penting:

Perbedaan dalam presentasi gejala dapat mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan. Wanita mungkin cenderung meremehkan gejala mereka, menganggapnya sebagai stres, kelelahan, atau masalah pencernaan ringan. Selain itu, beberapa wanita mungkin takut dianggap berlebihan atau khawatir jika kekhawatiran mereka tidak ditanggapi dengan serius oleh tenaga medis.

Faktor Risiko Unik pada Wanita:

Selain faktor risiko umum seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, dan riwayat keluarga penyakit jantung, wanita juga memiliki faktor risiko unik yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Menopause dini: Penurunan kadar estrogen setelah menopause dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Diabetes gestasional: Diabetes yang berkembang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
  • Kelahiran prematur: Wanita yang melahirkan prematur memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS): PCOS dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
  • Gangguan autoimun: Beberapa gangguan autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita.

Estrogen memiliki peran protektif terhadap penyakit jantung dengan mengatur kadar kolesterol baik (HDL) dan menjaga fleksibilitas pembuluh darah. Setelah menopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, kadar kolesterol jahat (LDL), dan kadar gula darah, serta penumpukan lemak di pembuluh darah, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung.

Pencegahan dan Kesadaran:

Karena perbedaan gejala dan faktor risiko unik pada wanita, penting bagi wanita untuk:

  • Mengetahui gejala serangan jantung yang mungkin mereka alami, bahkan jika berbeda dari gejala klasik.
  • Tidak mengabaikan atau meremehkan gejala apa pun, dan segera mencari pertolongan medis jika mencurigakan.
  • Berdiskusi dengan dokter tentang faktor risiko pribadi mereka dan strategi pencegahan yang tepat.
  • Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, dan mengelola stres.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah.

Dengan meningkatkan kesadaran tentang perbedaan gejala serangan jantung pada wanita dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat membantu menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak penyakit jantung pada wanita.