BMKG Siap Modifikasi Cuaca hingga Menjelang Lebaran untuk Mitigasi Hujan Ekstrem

BMKG Siap Modifikasi Cuaca hingga Menjelang Lebaran untuk Mitigasi Hujan Ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kesiapsiagaannya dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa program modifikasi cuaca yang telah berjalan direncanakan akan berakhir pada tanggal 8 Maret 2025. Namun, mengingat adanya prediksi peningkatan curah hujan signifikan pada pertengahan Maret, khususnya antara tanggal 11 hingga 20 Maret – yang bertepatan dengan periode sepuluh hari menjelang Lebaran – BMKG menyatakan kesiapan untuk memperpanjang operasi modifikasi cuaca hingga tanggal 20 Maret 2025.

"Saat ini, jadwal modifikasi cuaca hingga 8 Maret. Akan tetapi, kami terus memantau dinamika cuaca secara intensif," ungkap Dwikorita dalam keterangan pers di Kantor Kemenko PMK, Rabu (5/3/2025). Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa periode tersebut berpotensi mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan, bahkan hingga kategori hujan lebat hingga ekstrem di beberapa wilayah. Antisipasi dini melalui modifikasi cuaca dinilai penting untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul, seperti banjir dan tanah longsor.

BMKG telah melakukan analisis data dan memetakan potensi peningkatan curah hujan tersebut. "Setelah tanggal 11 Maret, tren peningkatan curah hujan memang terlihat jelas. Oleh karena itu, kami telah bersiap penuh untuk melakukan modifikasi cuaca jika diperlukan," tegas Dwikorita. Ia menambahkan bahwa tim BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca secara real-time dan melakukan penyesuaian strategi sesuai kebutuhan di lapangan. Ketepatan dan efektivitas modifikasi cuaca sangat bergantung pada monitoring dan analisis cuaca yang akurat dan terintegrasi.

Meskipun bulan April 2025 diproyeksikan sebagai masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, BMKG tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi di beberapa wilayah. "April merupakan masa peralihan. Namun, kita tidak bisa lengah. Potensi cuaca ekstrem masih ada, dan kami akan terus melakukan pemantauan dan siaga," pungkas Dwikorita. Antisipasi dini dan langkah proaktif dari BMKG ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi selama periode menjelang Lebaran.

Berikut poin penting terkait rencana modifikasi cuaca:

  • Program modifikasi cuaca saat ini direncanakan hingga 8 Maret 2025.
  • Potensi peningkatan curah hujan signifikan diperkirakan terjadi antara 11-20 Maret 2025.
  • BMKG siap memperpanjang operasi modifikasi cuaca hingga 20 Maret 2025 jika diperlukan.
  • April 2025 merupakan masa transisi musim hujan ke musim kemarau, namun potensi cuaca ekstrem masih ada.
  • BMKG akan terus memantau dan melakukan penyesuaian strategi sesuai perkembangan cuaca.