Libur Lebaran 2025: Wisata Sleman Diserbu, Okupansi Hotel Belum Maksimal

Libur Lebaran 2025: Wisata Sleman Diserbu, Okupansi Hotel Belum Maksimal

Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan selama libur Lebaran 2025. Meskipun destinasi wisata ramai dikunjungi, tingkat hunian hotel di wilayah ini belum mencapai potensi maksimal.

Lonjakan Pengunjung di Destinasi Populer

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan signifikan jumlah wisatawan di berbagai lokasi wisata unggulan. Beberapa destinasi yang menjadi daya tarik utama meliputi:

  • Kaliurang: Kawasan ini tetap menjadi favorit dengan pemandangan alam yang indah dan udara sejuk.
  • Kaliadem: Lokasi ini menawarkan pengalaman wisata yang unik dengan pemandangan Gunung Merapi yang megah.
  • Lava Tour Merapi: Wisatawan yang mencari petualangan dapat menikmati sensasi menjelajahi kawasan bekas erupsi Merapi dengan menggunakan jeep.

Menurut laporan yang diterima Dinas Pariwisata, jumlah pengunjung di Kaliurang mencapai sekitar 2.000 orang per hari. Sementara itu, di gerbang barat dan timur Kaliurang, tercatat sekitar 4.000 pengunjung setiap harinya. Angka ini belum termasuk kunjungan ke destinasi wisata lainnya di Sleman.

Selain tiga destinasi tersebut, Candi Prambanan dan Ibarbo Park juga menjadi primadona bagi wisatawan yang menghabiskan waktu libur Lebaran di Sleman. Candi Prambanan menawarkan pengalaman budaya dan sejarah yang kaya, sementara Ibarbo Park menyediakan berbagai wahana permainan dan rekreasi untuk keluarga.

Okupansi Hotel Belum Sesuai Harapan

Meskipun kunjungan wisatawan ke destinasi wisata meningkat, tingkat okupansi hotel di Sleman tidak sejalan dengan tren positif ini. Ishadi Zayid mengungkapkan bahwa rata-rata okupansi hotel hanya mencapai 60 persen selama periode libur Lebaran. Angka ini berada di bawah target yang ditetapkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, yaitu 80 persen.

Ishadi menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat okupansi hotel adalah penurunan daya beli masyarakat. Kondisi ekonomi yang kurang stabil, termasuk adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor, berdampak pada kemampuan masyarakat untuk berlibur dan menginap di hotel.

"(Kondisi ekonomi) untuk kunjungan wisatawan tindak berpengaruh, tapi okupansi hotel lumayan turun. Rata-rata okupansinya diangka 60 persen, jadi sesuai prediksi kita 30 persen sampai 60 persen," ucapnya.

Selain itu, Ishadi juga menyoroti bahwa pada hari H Lebaran dan H+1, kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Sleman masih relatif sepi karena masyarakat lebih fokus pada kegiatan berkunjung ke keluarga. Namun, mulai H+2, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan yang mengunjungi berbagai destinasi wisata.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman masih terus mengumpulkan data dan informasi untuk merekapitulasi angka kunjungan wisatawan secara keseluruhan selama libur Lebaran 2025. Diharapkan, data ini dapat menjadi dasar untuk perencanaan dan pengembangan sektor pariwisata di Sleman di masa mendatang.