Lonjakan Wisatawan Sleman Tak Berbanding Lurus dengan Tingkat Hunian Hotel Selama Libur Lebaran

Kunjungan Wisatawan Tinggi, Okupansi Hotel di Sleman Justru Melandai

Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah wisatawan selama libur Lebaran tahun ini. Namun, fenomena menarik terjadi: peningkatan kunjungan wisatawan tersebut tidak sejalan dengan tingkat hunian (okupansi) hotel di wilayah tersebut. Data menunjukkan adanya disparitas antara jumlah pelancong yang datang dengan kamar hotel yang terisi.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotel di Sleman pada periode 21 Maret hingga 7 April hanya mencapai rata-rata 60%. Angka ini, menurutnya, berada dalam rentang perkiraan sebelumnya, yaitu antara 30% hingga 60%. Ishadi menduga bahwa kondisi ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong wisatawan untuk memilih opsi perjalanan tanpa menginap di hotel.

"Kunjungan wisatawan memang tinggi, tetapi okupansi hotel mengalami penurunan yang cukup signifikan. Rata-rata hanya mencapai 60%, sesuai dengan prediksi awal kita," ujar Ishadi.

Daya Beli Masyarakat Menurun Pengaruhi Sektor Perhotelan

Ishadi Zayid menjelaskan lebih lanjut bahwa penurunan daya beli masyarakat turut berkontribusi pada lesunya sektor perhotelan di Sleman. Kondisi ekonomi yang kurang stabil, ditambah dengan isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengalokasikan anggaran untuk penginapan.

"Daya beli masyarakat saat ini berbeda dengan tahun lalu. Banyak terjadi PHK, sehingga tidak seramai Lebaran tahun sebelumnya. Faktor ekonomi sangat berpengaruh," jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pariwisata Sleman, kunjungan wisatawan ke destinasi-destinasi populer seperti Kaliurang, Kaliadem, dan kawasan lava tour Merapi mengalami peningkatan yang menggembirakan. Rata-rata harian, Kaliadem dikunjungi sekitar 2.000 wisatawan, sementara Kaliurang menarik sekitar 4.000 pengunjung.

Destinasi Primadona dan Tren Kunjungan

Candi Prambanan, Kaliurang, Kaliadem, serta aktivitas jip lava tour dan Ibarbo tetap menjadi primadona bagi wisatawan yang berkunjung ke Sleman. Peningkatan kunjungan mulai terasa sejak H+2 Lebaran, setelah masyarakat selesai bersilaturahmi dengan keluarga.

"Mulai H+2 Lebaran, pergerakan wisatawan sangat signifikan hingga saat ini. Hasil pantauan kami menunjukkan bahwa jumlah wisatawan hampir sama dengan libur Lebaran tahun lalu," kata Ishadi.

Terlepas dari penurunan okupansi hotel, Ishadi Zayid tetap mengapresiasi tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi Sleman. Ia berharap sektor pariwisata Sleman dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah. Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan, serta mencari solusi untuk meningkatkan okupansi hotel di masa mendatang.