Sentimen Negatif Tarif Impor AS Bayangi Perdagangan Saham Pasca-Libur Lebaran: IHSG Berpotensi Melemah
Kekhawatiran Pasar: IHSG Diprediksi Terkoreksi Akibat Kebijakan Tarif Impor AS
Pasar modal Indonesia bersiap untuk kembali bergeliat pasca-libur panjang Lebaran. Namun, sentimen negatif dari kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat (AS) membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan.
Para analis memperkirakan IHSG akan mengalami tekanan jual dan berpotensi terkoreksi, mengikuti tren penurunan yang terjadi di bursa saham regional dan global. Kebijakan tarif yang dianggap proteksionis ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global dan kinerja perusahaan emiten.
Dampak Kebijakan Tarif terhadap Pasar Modal
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menyoroti dampak signifikan dari tarif impor yang dikenakan AS terhadap Indonesia. Menurutnya, tarif sebesar 32% dapat menyebabkan penurunan penjualan produk Indonesia di pasar AS. Hal ini memaksa Indonesia untuk mencari pasar alternatif, yang membutuhkan waktu dan upaya.
"Indonesia juga dikenakan tarif yang cukup tinggi yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami penurunan penjualan di AS dan masih harus mencari gantinya yang membutuhkan waktu di negara lain," ujar Ariston.
Senada dengan Ariston, Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, mengungkapkan kekhawatiran investor terhadap potensi penurunan kinerja pendapatan korporasi sebagai akibat dari kebijakan tarif. Kebijakan ini dapat membebani perekonomian global dan meningkatkan risiko resesi di AS.
"Kebijakan ini di pasar akan sangat membebani perekonomian dunia dan berimbas pada kinerja pendapatan korporasi. Ekonomi di AS sendiri juga besar kemungkinan akan resesi," jelas Lukman.
Investor Awasi Negosiasi Tarif
Saat ini, investor akan memantau secara ketat perkembangan negosiasi antara negara-negara yang terdampak kebijakan tarif AS. Harapannya, negosiasi dapat menghasilkan kesepakatan yang adil dan mengurangi dampak negatif terhadap perdagangan global.
"Investor akan memantau perkembangan negosiasi negara-negara dengan Donald Trump, apakah bisa terjadi dengan kesepakatan yang reasonable," sebut Lukman.
Performa IHSG Sebelum Libur Lebaran
Sebelumnya, IHSG ditutup pada level 6.510,62 pada Kamis, 27 Maret 2025, hari terakhir perdagangan sebelum libur Lebaran. Pada penutupan tersebut, IHSG mengalami kenaikan sebesar 38,26 poin atau 0,59%. IHSG dibuka pada level 6.462 dengan level tertinggi 6.510,62 dan terendah 6.417,24. Volume transaksi tercatat 13,96 miliar, turnover Rp 10,92 triliun dengan frekuensi transaksi 939.389. Sebanyak 359 saham tercatat menguat, 230 saham melemah, dan 206 saham tidak mengalami pergerakan.
Kesimpulan
Kebijakan tarif impor AS menjadi perhatian utama bagi pasar modal Indonesia pasca-libur Lebaran. Dampak negatif terhadap kinerja korporasi dan potensi resesi ekonomi AS menjadi faktor yang dapat menekan IHSG. Investor akan terus memantau perkembangan negosiasi tarif dan mencari indikasi pemulihan sentimen pasar.