Ancaman Tarif Trump Hantui IHSG: Strategi Investasi di Tengah Volatilitas Pasar
Ancaman Tarif Trump Hantui IHSG: Strategi Investasi di Tengah Volatilitas Pasar
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihadapkan pada tantangan berat setelah libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025. Sentimen negatif dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diprediksi akan menekan kinerja pasar modal Indonesia. Investor dihadapkan pada pertanyaan krusial: bagaimana cara melindungi dan bahkan mengembangkan portofolio di tengah gejolak pasar global ini?
Strategi Investasi di Tengah Volatilitas
Mengantisipasi kondisi pasar yang berpotensi fluktuatif, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyarankan strategi akumulasi beli bagi investor baru. Menurutnya, secara teknikal, IHSG menunjukkan potensi untuk memasuki fase akumulasi dengan target mark up. Secara fundamental, valuasi IHSG saat ini berada jauh di bawah value barrier, mengindikasikan bahwa pasar saham Indonesia undervalued.
"Secara teknikal berpotensi untuk fase akumulasi dengan pakem untuk fase mark up. Sedangkan kalau secara fundamental pergerakan IHSG sudah jauh di bawah value barrier sehingga memang secara matematis IHSG ini sudah benar-benar undervalued," ujar Nafan.
Sementara itu, bagi investor yang telah berinvestasi sebelumnya, Nafan menekankan pentingnya penerapan prinsip manajemen keuangan dan manajemen risiko yang efektif. Disiplin dalam mengelola modal dan mengendalikan risiko akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas portofolio di tengah ketidakpastian pasar.
Potensi Trading Halt dan Dampak Tarif Resiprokal
Nafan menyoroti bahwa harga saham saat ini mengalami diskon signifikan, yang dapat dilihat sebagai blessing in disguise atau berkah tersembunyi. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Trump dapat memicu volatilitas tinggi di bursa global, yang akan berdampak pada pergerakan IHSG.
Bahkan, Nafan tidak menampik kemungkinan terjadinya gap pada pembukaan perdagangan IHSG setelah libur panjang. Perkembangan indeks global pada hari Senin akan menjadi faktor penentu bagi arah pergerakan IHSG.
Sebelumnya, pengamat sektor keuangan Ibrahim Assuaibi memproyeksikan potensi suspend atau penghentian sementara perdagangan saham pada hari pertama setelah libur Lebaran 2025. Ia memperkirakan pelemahan IHSG dapat mencapai 2-3 persen. Namun, dengan pelemahan rupiah yang terus berlanjut di pasar off-shore (Non-Deliverable Forward/NDF), bukan tidak mungkin pasar modal akan mengalami trading halt, yang terjadi ketika IHSG melemah di atas 5 persen.
"Dibuka, lalu kemungkinan sekitar jam 11.00 atau 12.00 WIB, ketika melemah 2 persen itu sudah ada pengawasan. Itu berdasarkan Undang-Undang di bursa ini kan dalam pengawasan. Nah, di (pelemahan) 3-5 persen itu sudah mendapatkan warning sebenarnya, itu akan di-suspend," jelas Ibrahim.
Sebagai informasi, sebelum libur Nyepi dan Lebaran 2025, IHSG berada di level 6.510,62, naik 0,59 persen (38,26 poin) dibandingkan pembukaan perdagangan Kamis (27/3/2025).
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Analisis dan rekomendasi saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan. Investor bertanggung jawab penuh atas keputusan investasi yang diambil. Lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.
Kata Kunci:
- IHSG
- Tarif Trump
- Volatilitas Pasar
- Investasi
- Akumulasi Beli
- Manajemen Risiko
- Trading Halt
- Pasar Modal
- Saham
- Investor