Konflik Timur Tengah: Analis Ungkap Dominasi AS Hambat Perdamaian, Genosida Gaza Jadi Sorotan Global

Konflik Timur Tengah: Dominasi AS dan Genosida Gaza dalam Tinjauan

Konflik di Timur Tengah, khususnya agresi Israel di Gaza, terus menjadi sorotan dunia. Meski berbagai upaya gencatan senjata telah diinisiasi, kekerasan terus berlanjut, memicu keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk para pemimpin agama dan organisasi internasional.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menyampaikan pandangannya terkait akar permasalahan konflik yang tak kunjung usai ini. Menurutnya, kekuatan ekonomi dan politik Amerika Serikat (AS) memiliki peran signifikan dalam memelihara ketidakstabilan di kawasan tersebut. "Selama ekonomi dan politik Amerika Serikat masih kuat, konflik di Timur Tengah belum akan berakhir," tegas Anwar Abbas, menekankan bahwa dominasi AS secara tidak langsung memberikan ruang bagi Israel untuk melanjutkan agresi.

Anwar Abbas juga menyoroti ambisi Israel untuk memperluas wilayahnya. Ia menduga, serangan berkelanjutan di Gaza bertujuan untuk menduduki wilayah tersebut dan menjadikannya bagian dari "Israel Raya". Konsep "Israel Raya" sendiri mencakup wilayah yang luas, termasuk Yordania, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Jika ambisi ini terwujud, Anwar Abbas memperkirakan negara-negara tersebut akan menghadapi masalah serius, terutama karena AS cenderung berpihak pada Israel.

"Timur Tengah tampaknya dalam beberapa puluh tahun kedepan belum lagi akan tenang dan damai karena pihak zionis Israel jelas-jelas akan belum mau berhenti melakukan aksinya sampai negara Israel Raya yang mereka impikan bisa terwujud," simpul pengamat sosial ekonomi dan keagamaan itu.

Negara-negara lain, kata Anwar Abbas, tidak bisa berbuat banyak selama ekonomi dan politik AS masih sangat kuat.

"Selama ekonomi dan politik Amerika Serikat masih sangat kuat maka selama itu pulalah negara-negara lain tidak akan bisa berbuat banyak bagi menghentikan peperangan dan tindak kezaliman yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat di kawasan tersebut," pungkasnya.

Kecaman Global atas Genosida di Gaza

Eskalasi konflik di Gaza telah mencapai titik yang mengkhawatirkan, dengan banyak pihak menyebutnya sebagai genosida. Para ulama dunia turut mengecam keras tindakan brutal yang menimpa warga sipil tak berdosa. Sekjen International Union of Muslim Scholars (IUMS), Ali al-Qaradaghi, bahkan mengeluarkan fatwa jihad melawan genosida di Israel. Ia menyerukan kepada seluruh negara Muslim untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan kekejaman tersebut.

Ali al-Qaradaghi menyebut tindakan Israel sebagai kejahatan besar dan mengkritik kegagalan pemerintah Arab dan Islam dalam mendukung Gaza. Fatwa tersebut juga melarang segala bentuk dukungan terhadap Israel, termasuk penjualan senjata dan pemblokadean jalur bantuan.

Pernyataan Ali al-Qaradaghi, yang didukung oleh 14 ulama muslim terkemuka lainnya, menyerukan semua negara muslim meninjau perjanjian damai dengan Israel dan bagi muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar memenuhi janji kampanyenya menghentikan agresi dan membangun perdamaian.

Di Indonesia, Pengurus Pusat Ikatan Da'i Indonesia (PP IKADI) juga mengutuk keras genosida Israel di Gaza. Mereka meminta pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk berperan aktif menghentikan perang dan mengajak negara-negara Islam dan Arab untuk membantu membebaskan penduduk Gaza dan Palestina dari genosida dan penjajahan Israel.

PP IKADI juga mengajak para dai dan khatib masjid seluruh Indonesia memberikan tausiyah untuk peduli dan membantu saudara muslim di Gaza, Palestina.

Dampak Kemanusiaan yang Mengerikan

Agresi Israel di Gaza telah menyebabkan dampak kemanusiaan yang mengerikan. Menurut data otoritas kesehatan setempat, korban tewas sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 50.752 orang, dengan 115.475 lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.

Banyak korban masih tertimbun reruntuhan atau terjebak di jalan-jalan, sementara tim medis kesulitan menjangkau mereka karena serangan Israel yang terus berlanjut. Situasi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza dan membutuhkan perhatian serta tindakan segera dari komunitas internasional.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza, terus berlanjut.
  • Dominasi ekonomi dan politik AS dianggap sebagai faktor yang memperpanjang konflik.
  • Genosida di Gaza memicu kecaman global dan seruan untuk intervensi.
  • Dampak kemanusiaan sangat besar, dengan puluhan ribu orang tewas dan terluka.
  • Perlu adanya upaya kolektif dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kepada para korban.