Pasca Libur Lebaran, IHSG Terkoreksi Tajam: Analis Soroti Perlunya Stabilisasi Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi

Pasar modal Indonesia dikejutkan dengan koreksi tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Selasa, 8 April 2025, pasca libur panjang Lebaran. Pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung diwarnai zona merah yang signifikan, memicu trading halt atau penghentian sementara perdagangan.

Menurut data RTI, pada pukul 09.01 WIB, IHSG terperosok ke level 5.912, mencatatkan penurunan drastis sebesar 598,55 poin atau 9,19 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.510. Kondisi ini memaksa BEI untuk menghentikan sementara aktivitas perdagangan selama 30 menit, sebagai upaya meredam kepanikan pasar dan memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi.

Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, memproyeksikan bahwa tekanan terhadap IHSG akan terus berlanjut sepanjang hari perdagangan. Meskipun demikian, ia memperkirakan bahwa IHSG masih mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000, dengan asumsi bahwa perubahan Auto Rejection Bawah (ARB) menjadi 15 persen untuk seluruh fraksi saham dapat memberikan stabilitas.

"Tekanan IHSG kami perkirakan masih akan berlanjut di sepanjang hari ini dengan estimasi kami IHSG mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000 dengan asumsi ditopang perubahan ARB menjadi 15 persen untuk seluruh fraksi," ujarnya.

Audi menjelaskan bahwa koreksi yang terjadi sejalan dengan prediksinya, yang disebabkan oleh lag of sentiment selama libur bursa Lebaran. Hal ini memicu gelombang aksi jual yang signifikan, yang akhirnya memaksa BEI untuk melakukan trading halt.

"Maka sesuai ekspektasi kami terjadi adjustment di pasar dengan tekanan jual yang besar hingga terjadi trading halt atau kurang lebih 8 persen IHSG," ungkapnya.

Lebih lanjut, Audi menyatakan bahwa langkah trading halt ini diperlukan untuk meredam derasnya aksi jual oleh investor. Ia juga menekankan bahwa jika ARB tetap simetris, risiko penurunan IHSG yang lebih dalam akan semakin besar. Namun, ia meyakini bahwa langkah ini bersifat jangka pendek dan bertujuan untuk menenangkan pasar. Menurutnya, kekhawatiran utama pasar saat ini dipicu oleh faktor ekonomi makro dan potensi kebijakan tarif oleh pemerintahan Trump.

Untuk mengatasi tekanan pasar, Audi merekomendasikan pemerintah untuk fokus pada stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, pemerintah perlu meyakinkan pasar bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di atas 5 persen, serta menyiapkan strategi dan langkah-langkah praktis untuk menjaga surplus neraca perdagangan Indonesia. Upaya-upaya ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan investor dan meredam volatilitas pasar.

Pada pukul 09.38 WIB, IHSG berada di level 5.987, mengalami penurunan sebesar 522,92 poin atau 8,03 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Sebanyak 11 saham tercatat menguat, sementara 586 saham mengalami penurunan, dan 52 saham stagnan. Nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp 4,96 triliun dengan volume 4,54 miliar saham.

Rekomendasi Analis:

  • Stabilisasi Rupiah: Pemerintah perlu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
  • Pertumbuhan Ekonomi: Meyakinkan pasar bahwa pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen.
  • Surplus Dagang: Menyiapkan strategi untuk menjaga surplus neraca perdagangan.

Koreksi tajam IHSG pasca libur Lebaran menjadi pengingat akan pentingnya fundamental ekonomi yang kuat dan kebijakan yang responsif untuk menjaga stabilitas pasar modal Indonesia.