WHO Selidiki Wabah Misterius di Kongo: 60 Jiwa Tewas, Air Terduga Sumbernya

Investigasi Wabah Misterius di Republik Demokratik Kongo: 60 Kematian dan Ribuan Kasus Diduga Terkait Kontaminasi Air

Sebuah wabah penyakit misterius telah menewaskan 60 orang dan menjangkiti ratusan lainnya di Provinsi Equateur, Republik Demokratik Kongo (RDK). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah memimpin investigasi untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari wabah yang pertama kali terdeteksi pada akhir Januari 2025 ini. Meskipun dugaan sementara mengarah pada kontaminasi air sebagai pemicu utama, WHO menekankan perlunya penyelidikan lebih lanjut sebelum dapat menarik kesimpulan definitif.

Lebih dari 1000 kasus telah dilaporkan kepada otoritas kesehatan setempat. Tim penyelidik WHO tengah menelusuri berbagai kemungkinan penyebab, mulai dari kontaminasi sumber air hingga penyakit menular seperti meningitis. Kepala tanggap darurat WHO, Dr. Michael Ryan, menyatakan adanya kecurigaan kuat terhadap peristiwa keracunan massal akibat kontaminasi air di salah satu desa yang terdampak. Namun, ia enggan merinci desa tersebut dan tidak menjelaskan apakah kontaminasi tersebut disebabkan oleh kecelakaan, kelalaian, atau tindakan yang disengaja.

"Kami berkomitmen untuk menyelidiki secara menyeluruh hingga penyebab pasti wabah ini terungkap," tegas Dr. Ryan dalam sebuah pernyataan kepada CNN. Kehati-hatian tersebut ditekankan mengingat kompleksitas situasi di lapangan. Tingginya angka kejadian malaria dan penyakit umum lainnya di wilayah tersebut menyulitkan proses identifikasi penyebab utama wabah.

Pusat wabah teridentifikasi di dua lokasi utama. Desa Boloko mencatat 12 kasus dan 8 kematian, dengan kasus-kasus tersebut terkonsentrasi pada bulan Januari. Wabah di desa ini bermula setelah tiga anak meninggal dalam waktu 48 jam setelah mengonsumsi kelelawar. Namun, desa Bomate di zona kesehatan Basankusu, sekitar 200 kilometer dari Boloko, menjadi lokasi terparah dengan 98% dari total kasus dan 86% kematian tercatat di wilayah tersebut. Hampir setengah dari kematian di Bomate terjadi dalam beberapa jam setelah munculnya gejala.

Tim penyelidik WHO sedang menganalisis berbagai sampel air dan melakukan studi epidemiologi untuk mengidentifikasi pola penyebaran penyakit dan faktor risiko yang terkait. Mereka juga mengevaluasi kemungkinan paparan bahan kimia berbahaya sebagai penyebab wabah. Hasil investigasi diharapkan dapat memberikan informasi yang krusial untuk merumuskan strategi pencegahan dan pengendalian wabah yang efektif.

WHO menekankan pentingnya kerjasama dengan pemerintah RDK dan organisasi kemanusiaan lainnya dalam menangani wabah ini. Upaya untuk memastikan akses masyarakat terhadap air bersih dan layanan kesehatan yang memadai sedang dilakukan. Proses investigasi yang cermat dan menyeluruh ini bertujuan untuk mencegah meluasnya wabah dan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah yang terdampak. Informasi terbaru akan terus diumumkan setelah hasil investigasi lebih lengkap diperoleh.