Laju Inflasi Maret 2025 Melonjak Didorong Harga Bahan Pangan dan Jasa
Inflasi Maret 2025 Melesat Akibat Kenaikan Harga Pangan dan Jasa
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi untuk bulan Maret 2025 yang menunjukkan peningkatan signifikan. Tercatat, inflasi bulanan (month-to-month/MTM) mencapai 1,65 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (year-to-date/YTD) hingga Maret 2025 berada di angka 0,39 persen.
Inflasi tahunan komponen inti pada Maret 2025 tercatat sebesar 2,48 persen, inflasi bulanan sebesar 0,24 persen, dan inflasi tahun kalender sebesar 0,79 persen. Kenaikan ini perlu menjadi perhatian karena inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat dan mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar
Berdasarkan data yang dirilis BPS, sejumlah komoditas memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi pada bulan Maret 2025. Berikut adalah daftar komoditas tersebut:
- Beras: Kenaikan harga beras menjadi salah satu pendorong utama inflasi. Fluktuasi harga beras sangat sensitif karena merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.
- Cabai Rawit: Cabai rawit juga menjadi penyumbang inflasi yang signifikan. Harga cabai rawit seringkali fluktuatif tergantung pada musim dan kondisi panen.
- Daging Sapi dan Ayam Ras: Kenaikan harga daging sapi dan ayam ras turut mempengaruhi inflasi. Permintaan daging yang tinggi, terutama menjelang hari besar keagamaan, seringkali memicu kenaikan harga.
- Telur Ayam Ras: Telur ayam ras merupakan sumber protein yang penting bagi masyarakat. Kenaikan harga telur dapat membebani pengeluaran rumah tangga.
- Bawang Merah dan Bawang Putih: Bawang merah dan bawang putih adalah bumbu dasar yang digunakan dalam banyak masakan Indonesia. Kenaikan harga kedua komoditas ini dapat mempengaruhi biaya produksi makanan.
- Ikan Segar: Ikan segar merupakan sumber protein hewani yang penting. Fluktuasi harga ikan segar dapat dipengaruhi oleh musim dan cuaca.
- Jagung Manis, Kelapa, Santan Jadi, Kentang: Komoditas ini juga turut memberikan andil pada inflasi bulan Maret 2025.
- Tarif Listrik dan Angkutan Antar Kota: Kenaikan tarif listrik dan angkutan antar kota juga berkontribusi terhadap inflasi. Biaya transportasi dan energi merupakan komponen penting dalam pengeluaran masyarakat.
- Emas Perhiasan: Harga emas perhiasan yang cenderung naik juga memberikan andil terhadap inflasi.
Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami deflasi, atau penurunan harga, yang sedikit menahan laju inflasi. Komoditas tersebut antara lain tomat, cabai merah, kangkung, dan tarif angkutan udara.
Inflasi Tahunan Dilihat dari Kelompok Pengeluaran
BPS mencatat bahwa inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu sebesar 2,07 persen. Kelompok ini memiliki bobot yang besar dalam perhitungan inflasi, sehingga kenaikan harga pada kelompok ini memberikan dampak yang signifikan.
Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi adalah:
- Pakaian dan alas kaki (1,41 persen)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,95 persen)
- Kesehatan (1,80 persen)
- Transportasi (0,83 persen)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya (1,17 persen)
- Pendidikan (1,89 persen)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,26 persen)
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,71 persen)
Sementara itu, dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (4,68 persen) dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,24 persen).
Dampak Inflasi dan Langkah Antisipasi
Kenaikan inflasi pada bulan Maret 2025 ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat, terutama kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan inflasi, seperti menjaga stabilitas harga pangan, meningkatkan efisiensi distribusi, dan menjaga nilai tukar rupiah.
Selain itu, masyarakat juga perlu bijak dalam mengelola keuangan dan berbelanja secara cerdas agar tidak terlalu terbebani oleh inflasi. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu berkoordinasi untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar rupiah agar inflasi tetap terkendali.
Berdasarkan pemantauan BPS di 150 kabupaten/kota, pada Maret 2025 terjadi inflasi tahunan sebesar 1,03 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 107,22 pada Maret 2025.