TNI Menepis Tuduhan Militerisasi Kampus: Kerja Sama Justru Tingkatkan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan

TNI Bantah Militerisasi Kampus: Kerja Sama untuk Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan

TNI menanggapi kekhawatiran publik terkait kerja sama antara institusi militer dengan perguruan tinggi dan sekolah. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa anggapan adanya militerisasi melalui kerja sama tersebut adalah kekhawatiran yang berlebihan dan tidak berdasar.

"Kekhawatiran bahwa kerja sama ini merupakan upaya perluasan wewenang militer ke dunia akademisi adalah kekhawatiran yang berlebihan," ujar Kristomei. Ia menjelaskan bahwa kerja sama antara TNI dan institusi pendidikan bukanlah hal baru dan sering dilakukan atas permintaan pihak kampus atau sekolah.

Tujuan Kerja Sama:

Menurut Kristomei, tujuan utama kerja sama ini adalah untuk:

  • Memperkuat pendidikan karakter.
  • Meningkatkan kesadaran bela negara di lingkungan akademik.
  • Meningkatkan kedisiplinan.
  • Memperluas wawasan kebangsaan generasi muda.
  • Memberikan perspektif tentang pertahanan negara, geopolitik, dan peran TNI dalam sistem demokrasi.

Ia menambahkan bahwa kerja sama tidak hanya berupa kehadiran anggota TNI di kampus atau sekolah, tetapi juga sebaliknya. Mahasiswa dan pelajar juga aktif berpartisipasi dalam diskusi, seminar, dan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan di satuan-satuan TNI maupun akademi militer.

Penjelasan Lebih Lanjut:

Kristomei mengajak publik untuk membaca dan memahami isi perjanjian kerja sama tersebut secara menyeluruh. Ia menantang pihak-pihak yang khawatir untuk menunjukkan pasal mana yang mengindikasikan adanya militerisasi di kampus. Ia menekankan bahwa inti dari kerja sama ini adalah inisiatif dari pihak rektorat untuk bekerja sama dengan TNI.

Sorotan publik terhadap kerja sama ini muncul setelah penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Udayana (Unud) dan TNI Angkatan Darat pada 5 Maret 2025. Kerja sama ini bertajuk "Sinergitas di Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi" dan bertujuan untuk memperkuat peran institusi pendidikan dalam membangun karakter kebangsaan.

Tanggapan Universitas Udayana:

Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman antara Kemendikbudristek dan TNI pada Oktober 2023. Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan sinergi dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional.

"Kami ingin meluruskan bahwa kerja sama ini tidak akan mengintervensi ruang akademik atau kebebasan berpikir di kampus. Seluruh program kerja sama akan bersifat edukatif, terbuka, dan partisipatif," jelas Sudarsana.

Ia menegaskan bahwa tidak ada unsur militeristik dalam kerja sama tersebut. Sebaliknya, ia melihat kolaborasi ini sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai bela negara, meningkatkan kedisiplinan mahasiswa, serta memperluas wawasan kebangsaan di tengah derasnya arus globalisasi dan disinformasi.

Penjelasan Kodam IX/Udayana:

Senada dengan Rektor Unud, Kapendam IX/Udayana Kolonel Agung Udayana menjelaskan bahwa pihaknya hanya menjalankan bagian dari perjanjian yang telah diinisiasi oleh pemerintah pusat. Ia membantah keras anggapan bahwa militer akan masuk ke kampus untuk mengendalikan atau mempengaruhi kehidupan akademik.

"Kami memahami kekhawatiran mahasiswa, tetapi kami tegaskan bahwa TNI hadir sebagai mitra, bukan untuk mendominasi. Semua proses tetap mengacu pada regulasi yang berlaku," tegasnya.

Dengan demikian, TNI dan Universitas Udayana kompak membantah adanya upaya militerisasi kampus melalui kerja sama yang dijalin. Mereka menekankan bahwa tujuan utama kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menanamkan nilai-nilai bela negara, dan memperkuat wawasan kebangsaan generasi muda.