Islandia Puncaki Indeks Kesetaraan Gender di Tempat Kerja, Tantangan Masih Menanti Negara Lain
Islandia Unggul dalam Kesetaraan Gender di Tempat Kerja, Tantangan Global Masih Terbentang
Laporan Glass-Ceiling Index 2024 dari The Economist menempatkan Islandia di puncak daftar negara terbaik bagi pekerja perempuan. Indeks yang menilai 29 negara anggota OECD ini mempertimbangkan berbagai faktor kunci terkait kesetaraan gender di lingkungan kerja. Peringkat ini mencerminkan komitmen Islandia terhadap kesetaraan gender, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi namun juga menyoroti disparitas yang masih signifikan di banyak negara lain.
Lima negara teratas dalam indeks ini didominasi negara-negara Nordik, yang dikenal dengan kebijakan progresif mereka. Urutannya adalah:
- Islandia
- Swedia
- Norwegia
- Finlandia
- Prancis
Keberhasilan negara-negara Nordik ini sebagian besar dikaitkan dengan sistem pendidikan yang inklusif, aksesibilitas pekerjaan yang luas bagi perempuan, peluang kepemimpinan yang lebih merata, dan kebijakan cuti orang tua yang fleksibel. Keberadaan kebijakan-kebijakan tersebut menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung partisipasi perempuan secara penuh.
Kesenjangan Gender: Tantangan di Negara-negara Tertinggal
Di sisi lain, Jepang, Turki, dan Korea Selatan berada di peringkat terbawah. Norma sosial yang masih menempatkan perempuan dalam pilihan sulit antara karier dan keluarga menjadi penyebab utama rendahnya partisipasi perempuan di dunia kerja di ketiga negara tersebut. Hal ini menunjukan adanya hambatan sistemik yang perlu diatasi untuk mencapai kesetaraan gender yang sesungguhnya.
Beberapa negara menunjukkan peningkatan signifikan, seperti Australia dan Polandia yang naik lima peringkat. Namun, sejumlah negara lain, termasuk Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Inggris, justru mengalami penurunan tiga hingga lima peringkat. Kesenjangan upah yang signifikan antara laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat (17 persen) dan Inggris (14,5 persen), jauh di atas rata-rata OECD (12 persen), menjadi faktor utama penurunan peringkat tersebut. Ketiadaan kebijakan cuti melahirkan atau cuti orang tua berbayar di Amerika Serikat semakin memperparah situasi.
Perempuan Lulusan Perguruan Tinggi, Namun Partisipasi Kerja Rendah
Meskipun perempuan kini mendominasi jumlah lulusan perguruan tinggi di hampir semua negara yang disurvei, angka partisipasi mereka di dunia kerja masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Di Italia dan Yunani, misalnya, kurang dari dua pertiga perempuan lulusan perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam angkatan kerja. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pendidikan dan kesempatan kerja bagi perempuan.
Meskipun demikian, terdapat sedikit peningkatan keterwakilan perempuan dalam posisi manajerial, dari 33,5 persen menjadi 34,1 persen. Amerika Serikat memimpin dengan angka tertinggi (42,6 persen), diikuti oleh negara-negara Skandinavia. Namun, peningkatan ini masih belum cukup untuk mengatasi tantangan kesenjangan gender yang mendalam.
Laporan ini menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk mengatasi kesenjangan gender di tempat kerja. Meskipun Islandia menunjukkan jalan yang dapat diikuti, masih banyak pekerjaan rumah bagi negara-negara lain untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar inklusif dan adil bagi perempuan.